KONSEP KEPERAWATAN ANAK SAKIT DAN BERBAGAI PENYAKIT DAN MASALAH –
MASALAH KESEHATAN ANAK YANG LAZIM
- KONSEP DASAR
PENYAKIT TETANUS
1.
Definisi Penyakit Tetanus
Penyakit
tetanus adalah salah satu penyakit infeksi yang
berbahaya karena dapat berdampak atau mempengaruhi sistem urat saraf dan otot.
Kata tetanus diambil
dari bahasa Yunani yaitu tetanos dari teinein yang
berarti menegang.
Penyakit ini
adalah penyakit infeksi dimana spasme otot tonik dan hiperrefleksia menyebabkan
trismus ( Lockjaw), spasme otot umum,
melengkungnya punggung (Opistotonus),
spasme glotal, kejang dan spasme dan paralisis pernapasan.
(http://
likalikuluke.multiply.com/journal/item/9+pengertian+Tetanus)
Penyakit
tetanus adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh toksin kuman klostridium
tetani, yang bermanifestasi dengan kejang otot secara paroksismal dan diikuti
kekakuan seluruh badan. Kekakuan tonus otot ini selalu tampak pada otot
masester dan otot rangka.
Klostridium
tetani adalah kuman yang mengeluarkan toksin yang bersifat neurotoksik (
tetanus spasmin ), yang mula – mula akan menyebabkan kejang otot dan saraf
perifer setempat. Tetani yang didukung oleh adanya luka yang dalam dengan
perawatan yang salah. Selain di luar tubuh manusia, tersebar luas di tanah.
Juga terdapat di tempat yang kotor, besi berkarat sampai pada tusuk sate bekas.
Jika kondisi basil baik ( di dalam tubuh manusia ) akan mengeluarkan toksin.
Toksin ini dapat menghancurkan sel darah merah, merusak leukosit, dan merupakan
tetanospasmin, yaitu toksin yang neurotropik yang dapat menyebabkan ketegangan
dan spasme otot. ( Muttaqin 2008, p. 23 )
Penyakit tetanus
kebanyakan terdapat pada anak – anak yang belum pernah mendapatkan imunisasi
tetanus ( DPT ), dan pada umumnya terdapat pada anak dari keluarga yang belum
mengerti pentingnya imunisasi dan pemeliharaan kesehatan, seperti kebersihan
lingkungan dan perorangan. Penyebab penyakit seperti pada tetanus neonatorum,
yaitu : Clostridium tetani yang hidup
anaerob, berbentuk spora selama di luar tubuh manusia, tersebar luas di tanah.
Juga terdapat di tempat yang kotor, besi berkarat sampai pada tusuk sate bekas.
Basil ini bila kondisinya baik ( di dalam tubuh manusia ) akan mengeluarkan
toksin. Toksin ini dapat menghancurkan sel darah merah, merusak leukosit dan merupakan
tetanospasmin, yaitu toksin yang neurotropik yang menyebabkan ketegangan dan spasme
otot. ( Ngastiyah 2005, p. 158 )
2.
Etiologi
Penyakit Tetanus
Adapun
Penyebab penyakit dari penyakit tetanus, yaitu : Clostridium tetani yang hidup anaerob, berbentuk spora selama di
luar tubuh manusia, tersebar luas di tanah. Juga terdapat di tempat yang kotor,
besi berkarat sampai pada tusuk sate bekas. Basil ini bila kondisinya baik ( di
dalam tubuh manusia ) akan mengeluarkan toksin. Toksin ini dapat menghancurkan
sel darah merah, merusak leukosit dan merupakan tetanospasmin, yaitu toksin
yang neurotropik yang menyebabkan ketegangan dan spasme otot.
( Ngastiyah
2005, p. 158 )
Clostridium
tetani adalah kuman berbentuk batang, ramping,
berukuran 2 - 5 x 0,4 – 0,5 milimikron. Kuman ini berspora termasuk golongan
Gram positif dan hidupnya anaerob. Spora dewasa mempunyai bagian yang berbentuk
bulat yang letaknya di ujung, penabuh genderang (drum stick). Kuman
mengeluarkan toksin yang bersifat neurotoksik. Toksin ini (tetanospasmin)
mula - mula akan menyebabkan kejang otot dan saraf perifer setempat. Toksin ini
labil pada pemanasan, pada suhu 650C akan hancur dalam 5 menit.
Di samping itu, terdapat pula tetanolisin yang bersifat
hemolisis, yang perannya kurang berarti dalam proses penyakit. (http://
likalikuluke.multiply.com/journal/item/9+pengertian+Tetanus)
Selain
penyebab di atas, dapat dilihat pula factor pendukung atau faktor predisposisi
pada penyakit tetanus, antara lain : Usia anak-anak, luka yang dalam dan kotor,
serta keadaan belum terimunisasi.
3.
Manifestasi
Klinis
Pada pasien yang
mengalami tetanus, dapat dilihat beberapa tanda dan gejala atau manifestasi
klinis, ( Ngastiyah 2005, p. 159 – 160 ), antara lain sebagai berikut :
-
Trismus ( kesukaran membuka mulut )
karena spasme otot - otot mastikatoris
-
Kaku kuduk sampai opistotonus ( karena
ketegangan otot-otot trunki )
-
Ketegangan pada otot dinding perut
-
Kejang tonik terutama bila dirangsang
karena toksin yang terdapat pada cornu anterior
-
Risus sardonikus karena spasme otot - otot
muka ( alis tertarik ke atas ) sudut mulut tertarik ke luar dan ke bawah, bibir
tertekan kuat pada gigi.
-
Kesukaran menelan, gelisah, irritabel,
mudah dan sensitif pada rangsangan eksternal, nyeri kepala, nyeri anggota badan
sering merupakan gejala dini.
-
Laringospasme dan tetani predisposisi
untuk respiratory arrest, atelektasis dan pneumonia
-
Demam biasanya tidak ada atau ada tapi
ringan. Bila ada demam kemungkinan prognosis buruk.
-
Tenderness pada otot otot leher dan
rahang.
Selain manifestasi klinis di atas, adapun gambaran umum yang khas
pada penderita penyakit tetanus, antara lain :
-
Badan kaku dengan epistotonus
-
Tungkai dalam ekstensi
-
Lengan kaku dan tangan mengepal
-
Biasanya keasadaran tetap baik
-
Serangan timbul proksimal dan dapat dicetuskan
oleh karena :
a.
Rangsang suara, rangsang cahaya, rangsang sentuhan,
spontan.
b.
Karena kontriksi sangat kuat. Dapat terjadi aspiksia,
sianosis, retensi urine, fraktur vertebralis ( pada anak-anak ), demam ringan
dengan stadium akhir. Pada saat kejang suhu dapat naik 2 - 4 derakat celsius
dari normal, diaphoresis, takikardia dan sulit menelan.
4.
Patofisiologi
Penyakit tetanus terjadi karena adanya luka pada
tubuh seperti : luka tertusuk paku, pecahan kaca, atau kaleng, luka tembak,
luka bakar, luka yang kotor dan pada bayi dapat melalui tali pusat. Tetanus
dapat terjadi bilamana tubuh mengalami luka dan kebanyakan luka tusuk yang
dalam misalnya tertusuk paku, pecahan kaca, terkena kaleng, atau luka yang
menjadi kotor; karena terjatuh di tempat
yang kotor atau kecelakaan dan timbul luka yang tertutup debu/kotoran. Juga dapat
terjadi pada kondisi luka bakar dan patah tulang terbuka. Luka yang kotor/ tertutup
memungkinkan keadaan anaerob yang ideal untuk pertumbuhan Clostridium tetani.
Sebagai portal/ jalan masuk lainnya dapat juga luka gores yang ringan kemudian
menjadi bernanah; gigi berlubang yang dikorek
dengan benda yang kotor atau luka yang dibersihkan dengan kain yang kotor.
Organisme
multiple membentuk dua toksin yaitu tetanospasmin yang merupakan toksin kuat
dan atau neurotropik yang dapat menyebabkan ketegangan dan spasme otot, dan
mempengaruhi system saraf pusat. Kemudian tetanolsin yang tampaknya tidak
significance. Hipotesa cara absorbsi dan bekerjanya toksin adalah Pertama, toksin diabsorbsi pada ujung
saraf motorik dan melalui aksis silindrik dibawa ke kornu anterior susunan
saraf pusat. Kedua, Toksin diabsorbsi
oleh susunan limfatik, masuk ke dalam sirkulasi darah arteri kemudian masuk ke
dalam susunan saraf pusat. Toksin tersebut bersifat seperti antigen, sangat
mudah diikat oleh jaringan saraf dan bila dalam keadaan terikat tidak dapat
lagi dinetralkan oleh antitoksin spesifik. Tetapi toksin yang bebas dalam
peredaran darah sangat mudah dinetralkan oleh antitoksin. Hal ini penting untuk
pencegahan dan pengobatan penyakit tetanus ini. Toksin bereaksi pada myoneural
junction yang menghasilkan otot menjadi kejang dan mudah sekali
terangsang. Masa inkubasi 2 hari sampai
2 bulan dan rata rata 10 hari. Kasus yang sering terjadi adalah 14 hari.
Sedangkan untuk neonatus biasanya pada hari ke - 5 sampai hari ke - 14. (
Ngastiyah 2005, p. 158 )
0 comments