Friday, August 31, 2018

PENJELASAN KELUARGA SAKINAH


KELUARGA SAKINAH

Apa itu Keluarga Sakinah ?

Istilah keluarga  sakinah terbentuk dari dua kata yaitu "keluarga" dan "sakinah" .

Keluarga adalah dua atau lebih dari individu yang tergabung  karena adanya hubungan darah, hubungan perkawinan atau  pengangkatan dan mereka hidup dalam suatu rumah tangga, berinteraksi satu sama lain, dan di dalam peran nya masing-masing menciptakan serta mempertahankan kebudayaan. Keluarga adalah unit terkecil dalam masyarakat yang terdiri dari suami-istri, atau suami-istri dan anak-anak nya, atau ayah dan anak nya, ibu dan anak nya.


"sakinah" menurut bahasa berarti tenang tentram.[1] Atau dapat juga berarti kegembiraan.[2] Dalam ensiklopedia Islam dituliskan,  bahwa sakinah adalah ketenangan dan ketentraman jiwa. Secara khusus kata ini disebutkan dalam al-Quran sebanyak enam kali yaitu pada surat al-Baqarah ayat 248, at- Taubah: 26 dan 40, al-fatih:4, 18 dan 26. Dalam ayat-ayat tersebut dijelaskan bahwa sakinah itu dihadirkan Allah kedalam hati para Nabi dan orang-orang beriman   agar tabah dan tak gentar menghadapi tantangan, rintangan, musibah, dan cobaan berat.[3]  Definisi ini menjelaskan bahwa keluarga sakinah adalah keluarga (orang seisi rumah) yang bahagia, tenang dan tenteram tak gentar dalam menghadapi cobaan dan saling hormat menghormati dan sayang menyayangi sesama anggota keluarga. Bambang Ismaya mengatakan bahwa keluarga sakinah adalah suatu bangunan keluarga yang dibentuk berdasarkan perkawinan  yang  sah, dan  mengharapkan ridha dari Yang Maha Pencipta yaitu Allah SWT, dan mampu menumbuhkan rasa aman, tentram, damai, dan bahagia dalam mengusahakan terwujudnya kehidupan yang sejahtera di dunia maupun di akhirat nantinya.

Dari Pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa Keluarga Sakinah adalah hubungan cinta dan kasih sayang. Ikatan perkawinan  pada  dasamya  tidak  dapat dibatasi  hanya dengan pelayanan yang bersifat material dan biologis saja. Pemenuhan  kebutuhan  material,  seperti makanan, pakaian, tempat tinggal dan lain-lainnya hanya sebagai sarana untuk mencapai kebutuhan yang lebih mulia dan tinggi, yakni kebutuhan cinta, rohani, kasih sayang dan barokah dari Allah swt. Dengan demikian, dapat diasumsikan bahwa pelayanan yang bersifat  material yang diikuti dengan hubungan batin, yakni cinta dan kasih   sayang, dapat membentuk keluarga yang sakinah, mawaddah dan wa rahmah.[4]











Load disqus comments

0 comments