KELUARGA SAKINAH
Apa itu Keluarga
Sakinah ?
Istilah keluarga
sakinah terbentuk dari dua kata yaitu "keluarga" dan "sakinah" .
Keluarga adalah dua atau lebih dari individu yang tergabung karena adanya hubungan darah, hubungan
perkawinan atau pengangkatan dan mereka hidup dalam suatu rumah tangga, berinteraksi satu sama lain,
dan di dalam peran nya masing-masing menciptakan serta
mempertahankan kebudayaan. Keluarga adalah unit terkecil
dalam masyarakat yang terdiri dari
suami-istri, atau suami-istri dan anak-anak nya, atau ayah dan anak nya, ibu dan
anak nya.
"sakinah" menurut bahasa berarti tenang tentram.[1] Atau dapat juga berarti kegembiraan.[2] Dalam ensiklopedia
Islam dituliskan, bahwa sakinah
adalah ketenangan dan ketentraman
jiwa. Secara khusus kata ini disebutkan dalam al-Quran sebanyak enam kali
yaitu pada surat al-Baqarah
ayat 248, at- Taubah: 26 dan 40, al-fatih:4, 18 dan 26. Dalam ayat-ayat
tersebut dijelaskan bahwa sakinah
itu dihadirkan Allah kedalam hati para Nabi dan orang-orang beriman agar
tabah dan tak gentar menghadapi
tantangan, rintangan, musibah, dan cobaan
berat.[3] Definisi ini menjelaskan bahwa keluarga sakinah adalah keluarga (orang seisi rumah) yang bahagia, tenang
dan tenteram tak gentar dalam menghadapi cobaan dan saling hormat menghormati dan sayang
menyayangi sesama anggota
keluarga. Bambang Ismaya
mengatakan bahwa keluarga sakinah
adalah suatu bangunan
keluarga yang dibentuk
berdasarkan perkawinan yang sah,
dan mengharapkan ridha dari Yang Maha Pencipta yaitu Allah SWT, dan mampu menumbuhkan rasa aman, tentram,
damai, dan bahagia dalam mengusahakan terwujudnya kehidupan yang sejahtera di dunia maupun di akhirat nantinya.
Dari Pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa Keluarga
Sakinah adalah hubungan cinta dan kasih sayang. Ikatan perkawinan pada dasamya
tidak dapat dibatasi
hanya dengan pelayanan yang bersifat material dan biologis saja. Pemenuhan kebutuhan
material, seperti makanan, pakaian, tempat tinggal dan
lain-lainnya hanya sebagai sarana untuk mencapai kebutuhan yang lebih mulia dan tinggi, yakni kebutuhan cinta, rohani, kasih sayang dan barokah dari Allah swt. Dengan demikian, dapat diasumsikan bahwa pelayanan yang bersifat
material yang diikuti dengan hubungan
batin, yakni cinta dan kasih sayang, dapat membentuk keluarga yang
sakinah, mawaddah dan wa rahmah.[4]
0 comments