Hemodialisa
1.
pengertian
Hemodialisa adalah pengalihan darah pasien dari
tubuhnya melalui dialiser yang terjadi secara difusi dan ultrafiltrasi, kemudian
darah kembali lagi ke dalam tubuh pasien. Hemodialisis memerlukan akses ke
sirkulasi darah pasien suatu mekanisme untuk membawa darah pasien ke dializen (tempat terjadi pertukaran cairan, elektrolit,
dan zat sisa tubuh ) serta dialiser. (Baradero M, 2005). Segera setelah
dialisis, berat badan pasien ditimbang, tanda vital diperiksa spesimen darah
diambil untuk mengetahui kadar elektrolit serum dan zat sisa tubuh.
HD merupakan suatu proses yang digunakan pada pasien
dalam keadaan sakit akut dan memerlukan terapi dialisis jangka panjang ataupun
pendek ( beberapa hari hingga beberapa minggu) atau pasien dengan penyakit ginjal stadium terminal (ESRD,end stage renal disese ) yang
membutuhkan terapi jangka panjang atau terapi permanen (Smeltzer & Bare,
2002).
HD adalah suatu metode terapi dialisis yang
digunakan untuk mengeluarkan cairan dan produk limbah dari dalam tubuh ketika
secara akut ataupun secara progresif ginjal tidak mampu melaksanakan proses
tersebut. Terapi ini dilakukan dengan menggunakan sebuah mesin yang dilengkapi
dengan membran penyaring semipermeabel (ginjal buatan ). (Muttaqin, 2011).
2.
Proses
hemodialisa
Pada hemodialisa darah yang mengandung toksin
dialihkan ke dialiser dibersihkan dan kemudian dikembalikan ke klien ketika
darah dalam dialiser pompa penyesuaian mekanis menyebabkan cairan mengalir ke
bagian lain membran. Toksin menyebar sepanjang membran dari darah ke dialisat asepsis
ketat harus dijaga sepanjang prosedur salah satu aspek penting hemodialisis adalah menjaga dan
mempertahankan akses darah yang adekuat tanpanya hemodialisis tidak dapat
dilakukan rute utama akses adalah kateter vena sentral untuk akses jangka
pendek serta fistula arteriovena internal dan cangkok untuk dialisis kronis. (Black
& Hawks, 2009).
3.
Menurut Mahdiana, 2011 beberapa Keuntungan dan
kerugian hemodialisa adalah sebagai berikut :
a. Keuntungan
:
1. Tidak
perlu menyiapkan peralatan hemodialisa sendiri
2.
Kondisi pasien lebih terpantau karena
prosedur hemodialisa dilakukan di rumah sakit oleh tenaga kesehatan terlatih.
3.
Jumlah protein yang hilang selama pada
proses hemodialisa lebih sedikit.
b. Kerugian
:
1. Fungsi
ginjal yang tersisa cepat menurun
2.
Pembatasan asupan cairan dan diet lebih
ketat.
3.
Kadar hemoglobin lebih rendah, sehingga
kebutuhan akan eritropoetin lebih tinggi.
4.
Kontraindikasi
Wahyuningsih (2011) dalam Maryani
(2014), hemodialisis dapat dikontraindikasikan pada pasien yang mengalami
koagulopati, pasien dengan curah jantungya sangat rendah dengan sensitif
terhadap perubahan mendadak pada status volume.
5.
Dialiser
Beberapa jenis dialiser tersedia termasuk piring rata dan alat acuan serat
cekung pilihan sistem tertentu kebanyakan berdasarkan kesukaan ada perbedaan
dalam kisaran pembersihan larut (misalnya ureum, kreatinin, molekul yang lebih
besar) juga kisaran ultrafiltrasi.
6.
Dialisis
peritoneal
Dialisis peritoneal melibatkan siklus berulang
dialisat yang ditanamkan ke dalam rongga peritoneal memberikan waktu untuk
pertukaran zat dan kemudian pembuangan dialisat posedurnya berguna baik untuk
AFR maupun ESRD dan untuk ketidakseimbangan cairan dan elektrolit. Dialisis
peritoneal telah digunakan untuk terapi overdosis obat dan toksin, tetapi karena
pembersihannya sangat lambat dibandingkan dengan hemodialisis maka mungkin cara
ini tidak cukup adekuat untuk tujuan tersebut.
Dialisis peritoneal khususnya digunakan untuk klien
dengan penyakit kardiovaskuler berat khususnya yang masalahnya akan memburuk
karena cepatnya perubahan volume ureum, glukosa, elektrolit, dan cairan yang
terjadi sela hemodialisis beberapa dokter meresepkan dialisis peritoneal untuk
klien diabetes untuk menurunkan resiko perdarahan retina terkait dengan
penggunaan heparin. (Black & Hawks, 2009).
7.
Pembuatan
“Akses “ untuk hemodialisa
Agar prosedur hemodialisis dapat berlangsung,
sebelumnya perlu dibuatkan akses untuk keluar dan masuknya darah dari tubuh.
Akses untuk hemodialisis dapat bersifat temporer ( sementara) atau permanen.
Akses temporer yaitu berupa kateter yang dipasang
pada pembuluh darah baik (vena) di daerah leher.
Tips perawatan akses temporer ( kateter)
a.
Cuci tangan sesering mungkin
b.
Jangan menyentuh kateter
c.
Jangan biarkan kateter tergesek atau
terdorong oleh benda apapun, termasuk baju yang sedang anda kenakan.
d.
Jaga akan kateter senantiasa kering
Akses permanen biasanya dibuat dengan menghubungkan
salah satu pembuluh darah balik (vena) dengan pembuluh darah nadi (arteri) pada
lengan bawah. Akses model fistula ini populer dengan nama cimino.
Jika meletakkan jari dibagian cimino, maka akan
merasakan getaran yang ditimbulkan oleh aliran darah pada cimino. Getaran ini perlu diperiksa
secara berkala untuk memastikan bahwa aliran darah pada cimino tetap lancer.
Tips perawatan cimino :
a.
Jangan mengenakan pakaian ketat atau
perhiasan di sekitar daerah cimino.
b.
Jangan mengukur tekanan darah, mengambil
darah, atau melakukan infuse pada lengan yang terpasang cimino.
c.
Cuci tangan sesering mungkin dan juga
agar daerah cimino dan sekitarnya senantiasa bersih.
(Mahdiana, 2011 :
50-51).
8.
Menurut Black dan Hawks, 2009 komplikasi yang
dapat terjadi adalah :
a.
Masalah teknis seperti kebocoran darah, pemantauan berlebihan
dialisat, kehilangan cairan yang tidak mencukupi konsentasi yang tidak tepat
akan garam dalam dialisat dan penggumpalan.
b.
Hipotensi atau hipertensi
c.
Kekacauan ritme jantung karena ketidakseimbangan
kalium
d.
Embolus udara
e.
Perdarahan karena heparinisasi
dengan masalah khusus perdarahan subdural retroperitoneal
perikardial dan intravascular
9.
Komplikasi
yang berhubungan dengan dialisis
Nyeri selama dialisis mungkin disebabkan oleh instilasi yang cepat pH atau
suhu dialisat yang salah akumulasi dialisat dibawah diafragma atau penyedotan berlebihan
selama aliran keluar. Beberapa nyeri diperkirakan pada stadium awal tetapi
seharusnya menghilang setelah 1 sampai
2 minggu nyeri punggung bawah mungkin muncul dengan berlanjutnya prosedur
dialisis karena berat abdominal mempengaruhi postur tubuh latihan yang tepat
membantu meredakan masalah ini. ( Black & Hawks, 2009).
0 comments