CARA MEMBANGUN INTERNET SOHO
Kebutuhan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK)
semakin meningkat dan menjadi platform utama berbagai aktivitas kehidupan,
bisnis maupun pemerintahan. Dokumen ini adalah paparan tentang bagaimana
merencanakan dan membangun jaringan lokal dan Internet berikut aplikasinya
untuk kebutuhan Perkantoran skala kecil dan menengah secara tepat guna. LAN dan
Internet adalah infrastruktur dasar yang menjadi modal dasar penerapan dan
pemanfaatan TIK.
Small Office Home Office (SOHO) memiliki
keterbatasan sumber daya dan hambatan dalam mengadopsi TIK sebagai platform
utama aktivitasnya. Diperlukan assesment yang akurat, perencanaan yang matang,
implementasi yang cermat, pemilihan teknologi yang tepat sesuai dengan
kebutuhan dan biaya yang proporsional. Penerapan dan pemanfaatan TIK pada SOHO
harus mendorong percepatan dan peningkatan kinerja, menjadi solusi yang efektif
dan efisien, bukan justru menjadi masalah baru.
SDM dan manajemen adalah asset terpenting dalam
strategi penerapan dan pemanfaatan TIK. Proses pemberdayaan berkelanjutan
terhadap elemen SDM dan manajemen akan mampu menghasilkan lingkungan yang
adaptif, kondusif bagi penerapan dan pemanfaatan TIK. Budaya alih pengetahuan
ditanamkan sebagai kesadaran bersama untuk mengembangkan fasilitas TIK sehingga
dapat diandalkan sebagai platform utama aktivitas SOHO dan optimalisasi
kinerja.
Evolusi Berkelanjutan
Aspek terpenting yang harus diperhatikan dalam
penerapan dan pemanfaatan TIK adalah terjadinya perubahan terus menerus di
setiap lini aktivitas. Terjadi transformasi fungsi mekanik dan manual menjadi
fungsi elektronik dan otomatisasi, format data berubah dari format fisik
menjadi digital, aktivitas nyata menjadi aktivitas maya.
Akibat positifnya adalah efisiensi ruang dan waktu,
percepatan proses, peningkatan kinerja dan reduksi biaya. Akibat negatifnya
adalah hilangnya sejumlah fungsi, struktur dan aktivitas serta kertergantungan
terhadap Teknologi. Lingkungan dan budaya kerja akan berubah secara drastis,
apabila tidak disikapi dengan bijaksana oleh manajemen akan menimbulkan shock,
friksi dan resistensi karena harus senantiasa beradaptasi.
TIK terus mengalami perubahan yang cenderung makin
singkat periodisasinya sehingga menuntut kemampuan adaptasi tinggi dan
penguasaan pengetahuan agar dapat memilih Teknologi yang paling sesuai dengan
kebutuhan secara proporsional. Kemampuan adaptasi ditingkatkan dengan menambah
pengetahuan dan pengalaman baru (continuous learning – belajar berkelanjutan)
secara proporsional.
Perlu kesadaran bersama bahwa penerapan dan
pemanfaatan TIK bukanlah sebuah pilihan melainkan tuntutan yang harus dipenuhi
agar dapat bertahan, tetap survive, tidak tertinggal dan terisolasi dari
interaksi lingkungan yang lebih luas. Perubahan berkelanjutan dengan percepatan
yang semakin meningkat adalah kondisi yang tidak dapat dihindari dan proses
yang harus dilalui. Justru penguasaan dan kemampuan pemanfaatan TIK harus dapat
menjadi sarana mencapai keunggulan.
Salah satu bagian dari kesadaran bersama tersebut,
adalah fokus dan prioritas secara proporsional. TIK meskipun harus dipelajari
dan dikuasai, namun bukanlah tujuan utama. TIK adalah fasilitas, sarana yang
akan dimanfaatkan untuk mencapai tujuan utama, optimalisasi dan peningkatan
kinerja.
Definisi SOHO
Definisi SOHO dalam dokumen ini menggunakan
terminologi teknis, yaitu Perkantoran skala kecil dan menengah yang membutuhkan
jaringan lokal (Local Area Network – LAN) dengan skala kurang dari 50 unit
perangkat komputer di satu tempat, tidak tersebar atau memiliki cabang di
sejumlah lokasi geografis yang terpisah atau tersebar di banyak tempat.
Hardware
Kebutuhan utama perangkat TIK pada umumnya adalah
komputer personal (PC) dan perlengkapan pendukungnya untuk sebagian atau semua
orang berdasarkan kebutuhan fungsi kerjanya. Untuk menentukan kebutuhan
hardware secara proporsional, perlu dilakukan inventarisasi menyeluruh pada
setiap orang berdasarkan job description (ruang lingkup pekerjaan) dan
lingkungannya serta proyeksi tugas dan beban pekerjaan ke depan (dalam periode
tertentu yang diprediksikan – penting untuk penyesuaian umur teknologi yang
akan digunakan).
Metode quisioner dapat digunakan sebagai pendekatan
inventarisasi, untuk mendapatkan preferensi kebutuhan hardware calon pengguna
secara akurat. Site plan (lay out penempatan hardware) dan aspek ergonomis juga
menjadi pertimbangan penting, karena kenyamanan adalah salah satu faktor yang
menentukan tingkat kinerja pengguna. Sebagian pengguna, berdasarkan fungsi dan
tuntutan kebutuhan pekerjaan, mungkin membutuhkan spesifikasi hardware khusus
yang berbeda.
Kapasitas penyimpanan dan memory serta kemampuan
CPU harus dapat melayani peningkatan beban kerja dalam jangka waktu lama. Meski
sering kurang ekonomis, spesifikasi hardware harus tetap memungkinkan dilakukan
upgrade untuk menyiasati tuntutan peningkatan kinerja jangka pendek sebelum
umur ekonomis dan teknologinya habis. Investasi hardware sebaiknya memilih
teknologi satu, dua tingkat dibawah yang terbaru, yang sudah mapan/stabil dan
diproduksi massal sehingga harganya terjangkau namun umur ekonomis dan
teknologinya masih relatif panjang. Analisa proyeksi kapasitas untuk memenuhi
kebutuhan ini disebut dengan capacity planning.
Beberapa perangkat pendukung juga harus
diperhatikan dengan cermat berdasarkan spesifikasi dan fungsi yang dibutuhkan.
Beberapa divisi dalam kantor mungkin membutuhkan printer, scanner dan mesin fax
yang terpisah, namun divisi lain cukup dilayani dengan mesin 3 in 1 (printer,
scanner, fax). Divisi operasional yang bekerja 24 jam, sebaiknya menggunakan
monitor LCD yang hemat energi dan aman untuk kesehatan mata penggunanya. Divisi
produksi mungkin perlu perangkat multimedia tambahan, scanner dan printer laser
warna dengan resolusi tinggi atau desktop khusus untuk proses multimedia. PC
Desktop tertentu, ternyata membutuhkan sistem pedingin tambahan dan Direksi yang
sering berpindah tempat akan lebih nyaman menggunakan notebook.
Kualitas hardware harus menjadi pertimbangan utama
disamping ketersediaan suku cadang dan layanan purna jual yang terkait dengan
kredibilitas pemasok. Harga merupakan faktor yang penting, namun tidak boleh
mengorbankan kualitas dan jaminan purna jual pemasok. Kualitas hardware dan
layanan purna jual yang buruk justru mengakibatkan penurunan kinerja, hambatan
produksi dan timbulnya biaya operasional serta perawatan yang tinggi dan tidak
terduga. Seringkali dukungan pemasok justru lebih dibutuhkan dibanding nama
besar brand tertentu.
Dalam hal perawatan, selain mengandalkan layanan
purna jual dari pemasok, patut dipertimbangkan keberadaan Tim Teknis internal
sebagai solusi bagi permasalahan operasional yang bersifat rutin atau untuk
mengatasi gangguan kecil (minor problems). Tim Teknis ini juga bisa difungsikan
sebagai agen alih pengetahuan, melakukan analisa dan kajian, memberikan
rekomendasi kepada manajemen ketika akan melakukan investasi Teknologi baru
atau pembaharuan. Tergantung pada skala dan frekuensi insiden, dibandingkan
dengan biaya tetap yang harus dikeluarkan, fungsi Tim Teknis bisa digantikan
solusi outsourcing serta konsultan profesional insidentil maupun kontrak dalam
periode tertentu.
Software
Investasi perangkat lunak sering membutuhkan biaya
yang lebih besar dibanding hardware. Sehingga hasil inventarisasi kebutuhan dan
perencanaan perangkat lunak sangat menentukan keputusan untuk menggunakan atau
tidak menggunakan aplikasi tertentu. Biaya yang harus dikeluarkan bukan hanya
untuk pembelian perangkat lunak, namun juga untuk dukungan (support) dari
pemasok, pelatihan dan alih pengetahuan bagi pengguna dan teknisi (SDM),
pembaharuan (upgrade), peralihan (migrasi) dan kadangkala juga diperlukan
integrasi antar aplikasi serta legalitas.
Investasi ini sering diistilahkan dengan Biaya
Kepemilikan Perangkat Lunak (Total Cost Of Ownership). Tingkat TCO terbaik
dapat diketahui dengan cara perbandingan sejumlah alternatif pilihan perangkat
lunak. Total pembiayaan yang harus dikeluarkan untuk seluruh aspek yang terkait
perangkat lunak tersebut dihitung selama jangka waktu tertentu (umur ekonomis
dan umur teknologi). Nilai TOC yang lebih rendah menunjukkan pilihan alternatif
tersebut lebih efisien dari segi pembiayaan dan investasi.
Pemilihan perangkat lunak tidak hanya ditentukan
oleh faktor biaya (TOC) saja, namun juga harus mempertimbangkan faktor
intangible seperti kemudahan adaptasi pengguna, tingkat kenyamanan dan
ketahanan terhadap gangguan, navigasi program, format standar, resiko keamanan
dsb. yang bisa disusun dalam sebuah Index Preferensi Pengguna (perangkat
lunak).
Faktor utama yang paling menentukan dalam investasi
perangkat lunak adalah pilihan Sistem Operasi (Operating System), karena OS
menentukan platform selanjutnya yang akan digunakan oleh semua jenis aplikasi
yang akan digunakan untuk berbagai keperluan. Pilihan pertama menggunakan
platform proprietary (tertutup), pilihan kedua menggunakan platform open source
(terbuka). Gambaran secara umum platform proprietary bekerja dengan cara
menciptakan ketergantungan pada satu produk dan Teknologi. Sementara platform
open source bekerja dengan cara sebaliknya, memberikan kebebasan pilihan produk
dan teknologi, bahkan terbuka kemungkinan merancang bangun aplikasi sendiri.
Dalam masalah pembiayaan, platform open source,
meskipun bebas dan terbuka namun tidak identik dengan gratis. Perangkat lunak
pada platform open source memang tidak diperjualbelikan, namun tetap ada biaya
untuk dukungan teknis (support), pelatihan dsb. Dalam perhitungan TOC, tidak
selalu platform open source akan lebih murah dibandingkan platform proprietary.
Dalam Index Preferensi Pengguna, nilai platform open source juga belum tentu
lebih tinggi dibandingkan platform proprietary, tergantung pada kebutuhan dan
kemampuan setiap lembaga. Platform open source secara umum unggul dalam hal
aplikasi jaringan dan keamanan, sementara platform proprietary unggul dalam hal
aplikasi desktop dan kemudahan navigasi (karena faktor kebiasaan pengguna).
Sebelum menjatuhkan pilihan pada salah satu
platform harus dilakukan kajian dan perbandingan mendalam dengan memperhatikan
faktor external seperti kecenderungan pengembangan pada setiap platform dan
juga berbagai aplikasi yang berjalan di atasnya serta proyeksi jangka
panjangnya (road map). Hal ini penting dilakukan sejak awal karena biaya,
sumber daya yang timbul akibat perubahan dan migrasi platform sangat besar dan
potensial menimbulkan permasalahan sampingan yang akan berkepanjangan dan
mengganggu kinerja, justru menurunkan produktivitas.
Aplikasi utama yang berjalan pada lingkungan SOHO
umumnya adalah perangkat lunak perkantoran, seperti pengolah kata (word
processor), pengolah angka (spreadsheet), presentasi dan pengolah data sederhana
(database), pembuat tabel (table, flow chart), manipulasi grafis (graphics
design) dan juga manajemen proyek (project management). Terdapat pilihan yang
sama kuat dengan kelebihan dan kekurangan masing-masing di platform open source
maupun proprietary, baik yang berbayar maupun tidak (gratis) dengan bentuk
dukungan (support) yang berbeda juga.
Yang perlu diperhatikan untuk aplikasi perkantoran
adalah format data. Pada sebagian aplikasi seperti pengolah kata, angka,
presentasi dan sebagian database memungkinkan pertukaran antar platform (cross
platform) dengan tingkat kesesuaian hingga 90% karena mengikuti standar yang
terbuka. Demikian juga kemiripan navigasi antar muka (interface) aplikasi di
kedua platform, memudahkan peralihan (migrasi) bagi pengguna dan bisa bersifat
saling melengkapi (komplementer).
Untuk aplikasi khusus seperti desain grafis
(graphics design), multimedia, desain CAD/CAM, aplikasi teknis spesifik
(operasi matematis, permodelan, simulator dsb.), manajemen proyek setiap
platform memiliki pilihan dan solusinya masing-masing namun dengan tingkat
interoperabilitas dan format data yang saling berbeda sehingga untuk aplikasi
khusus ini, pilihan platform akan sangat mempengaruhi. Sebenarnya, karena
tuntutan kebutuhan aplikasi khusus, kedua platform ini dapat digunakan secara
berdampingan. Artinya, kedua platform dipilih namun digunakan untuk kebutuhan
dan jenis aplikasi yang berbeda. Misalnya, aplikasi desktop dan jaringan
perkantoran menggunakan platform open source, sementara untuk aplikasi khusus
menggunakan platform proprietary.
Berbagai aplikasi utility dan tools juga diperlukan
untuk melakukan perawatan berkala agar kinerja perangkat lunak dan jaringan
tetap berada dalam kondisi optimal dan sebagai pencegahan sekaligus perbaikan
terhadap kemungkinan gangguan seperti virus, trojan, malware, spyware hingga
spam. Kedua platform menyediakan banyak pilihan aplikasi utility dan tools pada
tingkat yang berbeda tergantung kebutuhan pemanfaatannya.
Peningkatan kebutuhan dan bertambahnya aplikasi dengan
sendirinya akan meningkatkan kebutuhan terhadap jenis utility dan tools yang
berbeda. Yang perlu diperhitungkan adalah, aplikasi utility dan tools juga
membutuhkan sumber daya (resource) perangkat keras sehingga berpotensi
menurunkan performa. Sehingga dalam perencanaan kapasitas (capacity planning)
kebutuhan spesifikasi perangkat keras akan berhubungan erat dengan kebutuhan
aplikasi (termasuk utility dan tools).
Teknologi Jaringan
Pada lingkungan SOHO, dibutuhkan interaksi,
kolaborasi dan integrasi antar bagian dan pengguna. Dengan teknologi jaringan
lokal (LAN), kebutuhan ini bisa diwujudkan. Sumber daya perangkat keras yang
terbatas (printer, scanner, fax) dapat dipergunakan bersama (berbagi pakai)
melalui LAN sehingga meningkatkan efisiensi investasi. Pertukaran data,
komunikasi antar pengguna juga dapat dilakukan melalui fasilitas LAN termasuk
pengendalian dan pengawasan.
Biaya yang dibutuhkan untuk membangun LAN telah
semakin terjangkau dan teknologi yang tersedia semakin mengarah kepada platform
open standard (standar terbuka) yang menjamin interoperabilitas antar perangkat
keras dan perangkat lunak aplikasinya. LAN yang banyak digunakan saat ini
berbasis teknologi generik disebut Ethernet dengan menggunakan protocol TCP/IP.
Jaringan telekomunikasi juga mulai beralih menggunakan TCP/IP sebagai platform
utama.
TCP/IP sendiri adalah platform tunggal yang
digunakan oleh Internet, sehingga LAN berbasis protokol TCP/IP disebut juga
dengan Intranet. TCP/IP adalah standar terbuka milik publik sehingga tidak
bergantung kepada salah satu produsen, pemilik teknologi. TCP/IP masih terus
dikembangkan oleh IETF (Internet Engineering Task Force), badan independen yang
mengatur perkembangan teknologi Internet. IETF dibentuk dan dijalankan oleh
komunitas, publik Internet di seluruh dunia.
Secara fisik LAN terdiri atas perangkat antar muka
(interface) jaringan yang umumnya berupa NIC (network interface adapter) yang
terpisah atau terintegrasi dalam perangkat komputer. LAN didukung sejumlah
perangkat tambahan (peripheral) yang berfungsi sebagai penghubung (hub/switch)
serta perangkat pengendali jaringan (router, firewall dsb.). Semua perangkat
ini dihubungkan melalui media kabel dan atau nir kabel (wireless) dengan
berbagai macam topologi (bentuk jaringan).
Pilihan teknologi dan perangkat keras jaringan
terutama harus memperhatikan masalah standar dan perencanaan kebutuhan
kapasitas (capacity planning). LAN adalah tulang punggung (backbone) yang
menjadi media transport data, sehingga kecukupan kapasitas dan reliabilitas akan
menentukan tingkat kinerja keseluruhan sistem. Meskipun umumnya setiap pengguna
yang terhubung dalam jaringan akan lebih banyak bekerja secara stand alone
(berdiri sendiri), namun kecenderungan aplikasi saat ini mengarah pada jenis
aplikasi yang digunakan secara bersama dan berbagi pakai (groupware) dengan
memanfaatkan LAN atau setidaknya data yang dipertukarkan dipusatkan pada satu
server yang hanya bisa diakses melalui LAN.
Ada banyak jenis media kabel, namun yang umum
digunakan adalah UTP/STP (Unshielded/Shielded Twisted Pair). Kabel UTP/STP
mampu mengalirkan data dengan kapasitas hingga 100 Mega Bits Per Second dan 1
Giga Bits Per Second, tergantung standar kabel yang digunakan. Untuk kapasitas
Gbps dibutuhkan jenis perangkat jaringan yang sedikit berbeda dan harga yang
lebih mahal, tergantung kebutuhan kapasitas jangka panjang. Kabel adalah media
terbaik untuk membangun LAN karena bisa terus dikembangkan sesuai kebutuhan dan
kapasitasnya sangat besar. Namun, implementasi jaringan kabel membutuhkan desain
lay out yang pasti dan bersifat tetap (fixed).
Pilihan lain untuk media transmisi LAN adalah
menggunakan teknologi nir kabel (wireless). Standar yang banyak digunakan
adalah IEEE 802.11 a/b/g atau sering disebut dengan istilah WiFi. Teknologi ini
mampu mengalirkan data dengan kapasitas hingga 100 Mbps secara berbagi pakai.
Artinya makin banyak pengguna, maka daya tampungnya akan semakin berkurang.
Kelemahan lain, teknologi nir kabel memanfaatkan sumber daya (resource)
frekuensi yang terbatas dan tidak dapat diperbaharui. Sehingga, ketika
kapasitasnya dan kepadatan penggunanya mencapai titik jenuh, maka jaringan akan
mengalami degradasi kualitas dan reliabilitas secara signifikan.
Media nir kabel umumnya digunakan untuk memenuhi
kebutuhan pengguna yang bersifat portabel (sering berpindah tempat) dan atau
mobile (bergerak). Untuk jaringan skala kecil dengan proyeksi pengembangan dan
kebutuhan kapasitas yang statis serta meliputi area yang terbatas (radius 25 m)
atau suatu jaringan yang bersifat sementara. Media nir kabel menjadi pilihan
praktis karena fast deploy (cepat diimplementasikan) dan mudah dikonfigurasi
tanpa dibatasi oleh kondisi lay out. Namun secara umum, jaringan nir kabel
membutuhkan biaya investasi yang lebih tinggi apabila dibandingkan dengan media
kabel, terutama dalam hal capacity handling (kemampuan menangani kapasitas).
Software Jaringan
Untuk mengendalikan dan memanfaatkan jaringan
secara optimal, dibutuhkan berbagai aplikasi dan tools tambahan. Aplikasi dan
tools ini tersedia di platform open source maupun proprietary dan pada umumnya
menggunakan standar terbuka sehingga memungkinkan interoperabilitas. Untuk
kebutuhan SOHO, beberapa aplikasi ini mungkin dibutuhkan:
- Aplikasi Groupware, adalah sistem
manajemen kolaborasi antar pengguna jaringan. Melalui aplikasi ini pengguna
dapat mendokumentasikan rincian aktivitasnya berikut seluruh dokumen dan
personil terkait sehingga perkembangannya dapat diikuti oleh pengguna lain dan
bila perlu diberi komentar. Aplikasi ini juga menyediakan fasilitas agenda,
forum diskusi, white board (papan pengumuman), event reminder, manajemen
proyek, email, pertukaran data, notifikasi bahkan berbagai template dan format
transaksi kegiatan dan pelaporan. Aplikasi groupware bermanfaat untuk
mengetahui hambatan suatu aktivitas dan juga memberikan penilaian terhadap
kinerja dan produktifitas seseorang berdasarkan kriteria yang ditentukan
manajemen.
- Aplikasi CRM, adalah sistem manajemen pelayanan pelanggan. Melalui aplikasi ini manajemen dapat mencatat berbagai transaksi yang berhubungan dengan pelanggan, termasuk komplain dan pencatatan status penanganan (follow up) terhadap transaksi tersebut. Aplikasi ini juga memberikan penilaian terhadap kinerja dan produktifitas petugas berdasarkan aktivitasnya dalam melayani pelanggan dan untuk mengetahui hambatan yang terjadi dalam pelayanan.
- Aplikasi Productivity Tools, adalah perangkat lunak pendukung yang dibutuhkan pengguna dan disediakan melalui jaringan. Beragam aplikasi jenis ini dapat disediakan oleh administrator.
- Aplikasi Network Monitoring, adalah sistem manajemen untuk memantau aktivitas dan kinerja jaringan termasuk melakukan pengaturan yang diperlukan serta memberikan peringatan atau respon kepada pengguna apabila terjadi perubahan atau gangguan pada jaringan. Aplikasi ini dan aplikasi Network Accounting dapat dipergunakan sebagai alat bantu analisa dan evaluasi baik untuk kebutuhan perawatan jaringan rutin, tindakan pencegahan, perbaikan maupun untuk rencana pengembangan di masa depan.
Aplikasi jaringan akan membantu peningkatan kinerja
pada lingkungan SOHO, namun seringkali juga memerlukan investasi tambahan di
sisi perangkat keras dan perangkat lunak. Apabila aktivitas yang ada cukup
kompleks dan melibatkan banyak detail pekerjaan, setidaknya aplikasi Groupware
dan Network Monitoring akan selalu dibutuhkan dan mungkin menjadi solusi.
Akses Internet
Ada banyak alternatif teknologi dan media akses
Internet, yang berbasis kabel (Dial Up, LC, xDSL, HFC, Fiber) atau nir kabel
(WiFi, BWA, VSAT, GPRS, CDMA, WiMAX). Perbedaan teknologi dan media ini umumnya
berkaitan dengan kapasitas, jenis layanan dan kualitasnya. Dari segi kapasitas,
kecuali Dial Up dan xDSL yang digunakan sebagai distribusi last mile (ke end
user), teknologi berbasis kabel mampu mengangkut data dengan kapasitas besar
(hingga 2 Mbps) per saluran, ditujukan untuk jenis layanan backbone dan
karenanya memiliki kualitas dedicated (non share). Sementara teknologi nir
kabel kapasitasnya terbatas oleh alokasi frekuensi dan digunakan secara
berbagai pakai (sharing) dan karenanya lebih banyak ditujukan untuk jenis
layanan distribusi last mile (ke end user) retail.
Perbedaan teknologi, media akses, kapasitas,
layanan dan kualitas adalah faktor yang menentukan besarnya investasi dan biaya
yang harus dikeluarkan. Untuk mementukan pilihan teknologi dan layanan akses
Internet, harus memahami, memperhatikan dengan cermat dan membandingkan
penawaran setiap penyedia layanan terutama dalam hal kapasitas dan kualitas
(termasuk penjelasan rinci maksud istilah dan terminologi yang digunakan),
umumnya dispesifikasikan dalam QoS (Quality of Services), SLA/SLG (Service
Level Agreement/Service Level Guarantee) agar tidak terjadi kesalahan persepsi
yang mengakibatkan kesenjangan antara tingkat kebutuhan, harapan kualitas dan biaya.
Pada dasarnya yang QoS adalah serangkaian metode
manajemen aliran data berdasarkan kapasitas saluran sesuai standar layanan
tertentu. Dalam QoS harus dipahami dan dicermati konsep dan jenis suatu
layanan, apakah bersifat on demand (berdasarkan permintaan dan atau quota
tertentu), dedicated (terus-menerus), konsep shared access (berbagi pakai) dan
konsep garansi layanan (CIR – Committed Information Rate dan EIR – Excess
Information Rate). Demikian juga apa yang dimaksud dengan istilah dan
terminologi terkait seperti burst, bandwith, speed, latency/delay, troughput
dsb. Pemahaman ini akan digunakan sebagai dasar pemilihan layanan akses
Internet sesuai kebutuhan dan kemampuan investasi dan pembiayaan.
Di sisi internal harus didefinisikan tingkat
kebutuhan dan ekspektasi (harapan) pengguna. Spesifikasi akses Internet yang
diharapkan mungkin akan berbeda pada setiap bagian, sehingga dalam memilih
akses Internet harus mempertimbangkan layanan yang paling fleksibel. Atau bila
spesifikasi akses yang dibutuhkan sangat kompleks, perlu dipilih layanan
dedicated dan selanjutnya dilakukan distribusi dan pengaturan QoS sendiri ke
setiap bagian sesuai dengan spesifikasi akses Internet masing-masing. Untuk itu
diperlukan kemampuan teknis dan manajemen di tingkat internal untuk
melaksanakan QoS ini secara mandiri, tidak tergantung kepada layanan penyedia
jasa. Konsekuensinya investasi mungkin akan bertambah (karena dibutuhkan
perangkat dan tools baru) dan juga biaya operasional (untuk rekrutmen SDM,
monitoring dan perawatan).
Faktor mendasar yang menentukan keputusan pemilihan
akses Internet dan konsekuensi investasi dan pembiayaan adalah capacity
planning (perencanaan kapasitas). Perencanaan kapasitas ditentukan oleh tingkat
kebutuhan pengguna (sesuai work load – beban kerja) dan harapan tingkat
kenyamanan.
Beban kerja dengan mudah dapat diketahui dengan
mencermati job description, fungsi, wewenang dan tanggung jawab serta perilaku
akses Internet setiap bagian atau setiap individu pengguna. Sedangkan tingkat
kenyamanan ditentukan berdasarkan kewajaran (standar) tergantung jenis aplikasi
yang paling banyak digunakan. Misalnya, tingkat kewajaran untuk akses web text
based adalah sekitar 4 kbps per sesi (transaksi), untuk akses graphics/dynamic
web sekitar 8 kbps per sesi dan akses multimedia sekitar 16 kbps per sesi.
Sedangkan untuk chat/messenger adalah sekitar 4 kbps per sesi, daily mail juga
sekitar 4 kbps per sesi. Namun sejumlah aplikasi untuk aktivitas di bagian
tertentu mungkin membutuhkan kapasitas yang sangat tinggi, misalnya untuk
upload/transfer data secara periodik, update content web, in house hosting
service (web, mail, database dsb.).
Umumnya, dalam perencanaan kapasitas tingkat
kebutuhan setiap aplikasi ini kemudian dipisahkan dalam beberapa klasifikasi
(umum dan khusus) dan ditentukan berdasarkan rata-rata (average). Bila
memungkinkan, berdasarkan perbandingan biaya, sejumlah aplikasi khusus
sebaiknya dialihkan pada jenis layanan yang berbeda sehingga tercapai
efisiensi.
Misalnya, untuk memenuhi kebutuhan aplikasi umum
sebenarnya hanya dibutuhkan kapasitas akses 128 kbps on demand dengan QoS kelas
shared access dengan biaya 5 juta rupiah per bulan. Namun karena ada kebutuhan
khusus in house hosting (web dan mail), dibutuhkan kapasitas akses 512 kbps
dedicated dengan QoS CIR dengan biaya 15 juta rupiah per bulan. Untuk
mendapatkan efisiensi pembiayaan maka kebutuhan khusus dialihkan pada jenis
layanan lain yaitu co location service di sebuah data center dengan biaya 5
juta per bulan dengan kapasitas 512 kbps dedicated dan QoS CIR. Sehingga total
pembiayaan untuk akses Internet dapat direduksi ke angka 10 juta rupiah per
bulan.
Perilaku akses Internet pengguna juga sangat
menentukan kewajaran rasio kapasitas. Misalnya, perlu dianalisa bahwa tidak
semua orang memakai Internet pada jam kerja dan rasio kemungkinan penggunaan
saluran pada waktu yang bersamaan cukup rendah (misalnya hanya sekitar 25%),
maka kapasitas yang dibutuhkan tentu tidak linier (berbanding lurus) dengan
jumlah terminal. Sehingga, dengan contoh kondisi di atas, bila ada 30 terminal
dengan preferensi tingkat kenyamanan rata-rata 8 kbps, seharusnya dibutuhkan
kapasitas akses Internet sebesar 256 kbps (8 kbps x 30). Namun karena diketahui
rasio penggunaan saluran pada saat yang bersamaan hanya sekitar 30% maka
kebutuhan kapasitas akses Internet aktual yang efektif adalah hanya sekitar 64
kbps (25% x 256 kbps).
Selain perilaku akses pengguna, jenis aplikasi yang
dominan digunakan juga menjadi faktor penentu dalam perencanaan kapasitas.
Misalnya, aplikasi dominan yang digunakan adalah chat/messanger dan daily
email, untuk 30 komputer dengan efektifitas 50%, maka dibutuhkan kapasitas 64
kbps (4 kbps x 30 x 50%). Apabila aplikasi yang dominan digunakan adalah untuk
akses text based dan graphics web statis dengan efektifitas 50%, maka akan
dibutuhkan kapasitas 128 kbps (8 kbps x 30 x 50%), namun ada solusi teknologi
untuk mereduksi kapasitas dan meningkatkan efisiensi saluran dengan teknologi
cache dan web acceleration. Terutama bila diketahui bahwa ternyata pengguna
banyak mengakses web yang sama dengan probabilitas hingga 25%, maka cache proxy
dapat mereduksi kapasitas akses hingga 96 kbps (128 kbps x 75%).
Server Jaringan
Seiring dengan meningkatnya aktivitas dan
kompleksitas aplikasi yang memanfaatkan jaringan lokal serta proyeksi
perencanaan kapasitas perangkat keras, umumnya akan dibutuhkan solusi server
internal. Server ini akan menjalankan fungsi terutama sebagai domain
controller/directory services, network monitoring dan management, storage
network, database dan host untuk aplikasi layanan jaringan (misalnya
groupware). Server internal akan meningkatkan efisiensi kapasitas di tingkat
pengguna dan kolaborasi antar pengguna sekaligus memudahkan integritas,
perawatan, keamanan (termasuk backup) data.
Aspek Manajemen
Fasilitas TIK memerlukan manajemen tersendiri untuk
mengelola kinerja dan keberlangsungan serta untuk mencegah dan menanggulangi
berbagai permasalahan, termasuk melakukan improvement berdasarkan riset dan
pengembangan. Berikut sebagian fungsi utama manajemen TIK untuk SOHO:
- Menyusun fungsi, tugas, wewenang dan tanggung
jawab dalam bentuk struktur organisasi dan job description serta program kerja
(termasuk anggaran yang dibutuhkan) untuk seluruh aktivitas yang terkait dengan
pemanfaatan TIK.
- Menyusun Standard Operating Procedures (SOP) sebagai dasar tata cara pemanfaatan fasilitas TIK sekaligus sebagai antisipasi atau pencegahan terhadap kemungkinan kesalahan prosedur, celah keamanan dan kelemahan sistem. SOP disusun berdasarkan analisa perilaku pengguna dan juga kelemahan sistem serta prosedur teknis baku yang disyaratkan oleh perangkat atau aplikasi.
- Inventarisasi, secara periodik melakukan assesment untuk mengetahui perkembangan tingkat kebutuhan, perencanaan kapasitas, pengembangan dan peningkatan sistem termasuk aplikasi serta implementasi teknologi yang paling tepat sesuai kebutuhan.
- Monitoring, secara terus menerus memantau aktivitas dan kinerja jaringan untuk mengetahui dan melakukan pencegahan maupun tindakan yang diperlukan apabila terjadi anomali atau masalah dan melakukan improvement (tune up) secara periodik untuk menjaga performa jaringan.
- Perawatan dan pengecekan kondisi, secara periodik dilakukan mulai dari fisik hardware, cabling, hingga aplikasi untuk menjaga performa jaringan agar tetap berada dalam kondisi terbaik serta berfungsi sebagai deteksi dini terhadap kemungkinan terjadinya masalah di masa depan akibat dari pemakaian, umur perangkat maupun gangguan eksternal (seperti hama, lingkungan dsb.).
- Evaluasi dan pelaporan, sangat penting dilakukan secara periodik untuk mengetahui kinerja dari jaringan termasuk manajemen itu sendiri dan melakukan antisipasi serta memberi alternatif solusi terhadap permasalahan yang sering terjadi maupun situasi khusus, terutama untuk menghadapi perubahan dan peningkatan beban kerja, kapasitas maupun ketersediaan perangkat dan teknologi.
- Pengamanan, baik secara fisik seluruh perangkat yang menjadi tanggung jawabnya maupun data (integritas, back up, disaster recovery) serta melakukan proyeksi trend, antisipasi, pencegahan, penanggulangan terhadap kemungkinan berbagai ancaman baik di sisi internal maupun eksternal
- Pembaharuan, secara periodik dan bertahap melakukan pembaharuan secara selektif maupun keseluruhan berdasarkan proyeksi tingkat kebutuhan, trend perkembangan aplikasi dan teknologi serta beban kerja di masa depan.
- Technical support, memberikan dukungan dan pelayanan teknis kepada pengguna termasuk untuk melakukan instalasi, konfigurasi, upgrade dan perubahan yang diperlukan sesuai kebutuhan.
Aspek SDM
Tulang punggung aktivitas dan fasilitas TIK adalah
SDM, maka perlu penataan dan pengelolaan yang berkelanjutan sesuai dengan
tingkat kebutuhan dan perkembangan ke depan. Berikut sejumlah hal yang harus
dilakukan untuk menata dan mengelola SDM:
- Assesment, secara periodik dilakukan untuk
menganalisa performa SDM dalam memenuhi beban kerja dan kebutuhan organisasi
pengguna TIK.
- Standarisasi keterampilan SDM, diperlukan untuk memenuhi tuntutan beban kerja, infrastruktur, aplikasi dan manajemen TIK dan memudahkan alokasi, distribusi dan penugasan SDM.
- Product Knowledge dan Technology Update, secara periodik juga perlu dilakukan sesuai dengan trend dan road map perangkat dan aplikasi TIK yang digunakan dan proyeksi pengembangan.
- Pelatihan & Workshop, baik untuk SDM pengelola maupun para pengguna agar senantiasa dalam kondisi dan performa serta tingkat penguasaan TIK yang tertinggi sehingga dapat meningkatkan produktifitas yang diharapkan.
Struktur dan Manajemen TIK
Pemanfaatan TIK adalah sebuah bidang kerja dengan
cakupan aktivitas yang sangat luas dan masuk ke semua lini manajemen organisasi
sebagai sarana pendukung produktifitas. Sehingga struktur TIK bersifat
responsif, fleksibel dan memiliki otoritas untuk mengendalikan operasional dan
menentukan kebijakan yang terkait dan mampu mengikat seluruh pengguna. Karena
aktivitasnya yang strategis ini, maka struktur TIK biasanya ditempatkan
langsung di bawah kendali top management dengan seorang koordinator yang
membawahi beberapa fungsi seperti infrastruktur, aplikasi, manajemen dan
litbang.
Model yang sesuai dengan tuntutan aktivitas yang
dinamis seperti dalam pemanfaatan TIK ini adalah organisasi fungsional yang
mandiri dengan hanya sedikit hierarki. Model ini menitikberatkan pada fungsi yang
diterjemahkan dari job description. Hierarki dan jabatan ditempati oleh fungsi,
bukan individu, kecuali koordinator tim. Sehingga anggota organisasi tidak
harus berada dalam satu posisi, bisa berpindah dan mengambil alih fungsi lain
sesuai kebutuhan. Sehingga SDM dapat didistribusikan secara merata, memudahkan
penugasan dan menonjolkan produktifitas yang tinggi, efektifitas dan efisiensi
pekerjaan. Sedangkan beban dan program kerja dikelola secara kolektif
berdasarkan skala prioritas. Model fungsional membutuhkan standar kompetensi
SDM yang merata.
Contoh Job Description TIK
Koordinator Tim TIK, bertanggung jawab langsung
kepada Direksi dan melakukan koordinasi dengan jajaran Manajer dan Divisi
kerja. Melakukan koordinasi Tim dan melakukan delegasi wewenang serta penugasan
kepada anggota Tim. Melaksanakan monitoring aktivitas, penugasan dan pengawasan
serta memberikan arahan untuk menjamin produktifitas dan performa tim.
Melakukan improvement dengan memberikan motivasi kepada anggota melalui
dinamika organisasi. Melakukan evaluasi secara periodik dan memberikan
pelaporan kepada Direksi. Melakukan analisa kebutuhan, merencanakan, mengajukan
dan mengelola serta mempertanggungjawabkan anggaran TIK.
Bidang Infrastruktur, bertanggung jawab langsung
kepada Koordinator Tim dan melakukan koordinasi dengan jajaran teknis terkait
dengan ruang lingkup tugasnya. Melakukan koordinasi kerja dengan Bidang
Aplikasi, Bidang Manajemen dan Bidang Litbang. Bertanggung jawab terhadap
operasional infrastruktur yang meliputi aktifitas monitoring, perawatan fisik,
perbaikan, upgrade, pembaharuan, perubahan dan menyusun SOP terkait. Melakukan
improvement infrastruktur untuk menjaga performa dan produktifitas. Melakukan
inventarisasi, analisa, perencanaan, evaluasi dan pelaporan periodik.
Merencanakan, mengajukan dan mengelola serta mempertanggungjawabkan anggaran
infrastruktur.
Contoh SOP Penanggulangan Virus, Malware/Spyware
dan Spam Pada Terminal Client
- Setiap terminal harus melakukan instalasi anti
virus, anti trojan, anti malware/spyware, personal firewall dan anti spam (yang
sudah ditentukan oleh Tim TIK).
- Setiap terminal harus menyesuaikan konfigurasi setiap tools yang digunakan sesuai spesifikasi penggunaan aplikasinya dan melakukan update – periodik (sesuai SOP update aplikasi dan tools).
- Pengguna harus bertanggung jawab untuk melakukan scanning periodik dan menyeluruh pada terminalnya (sesuai SOP scanning terminal).
- Pengguna dilarang melakukan download dan instalasi software yang belum diverifikasi oleh Tim TIK dan dilarang melakukan penambahan software, perubahan konfigurasi tanpa ijin dari Tim TIK.
- Download dan instalasi software tambahan harus mengikuti SOP penambahan aplikasi.
- Pengguna dilarang membuka email selain dalam format text dan membuka file attachment yang belum diverifikasi oleh tools antivirus, malware/spyware atau oleh Tim TIK dan harus mengaftifkan anti spam pada mail client yang digunakan (perhatikan SOP penggunaan email).
- Pengguna dilarang menggunakan email account dan aplikasi email client di luar email account dan aplikasi email client resmi yang sudah ditentukan oleh Tim TIK pada terminalnya.
- Pengguna wajib melaporkan kepada Tim TIK apabila menemukan material yang dicurigai sebagai virus, trojan, malware/spyware dan spam.
- Setiap terminal harus menyesuaikan konfigurasi setiap tools yang digunakan sesuai spesifikasi penggunaan aplikasinya dan melakukan update – periodik (sesuai SOP update aplikasi dan tools).
- Pengguna harus bertanggung jawab untuk melakukan scanning periodik dan menyeluruh pada terminalnya (sesuai SOP scanning terminal).
- Pengguna dilarang melakukan download dan instalasi software yang belum diverifikasi oleh Tim TIK dan dilarang melakukan penambahan software, perubahan konfigurasi tanpa ijin dari Tim TIK.
- Download dan instalasi software tambahan harus mengikuti SOP penambahan aplikasi.
- Pengguna dilarang membuka email selain dalam format text dan membuka file attachment yang belum diverifikasi oleh tools antivirus, malware/spyware atau oleh Tim TIK dan harus mengaftifkan anti spam pada mail client yang digunakan (perhatikan SOP penggunaan email).
- Pengguna dilarang menggunakan email account dan aplikasi email client di luar email account dan aplikasi email client resmi yang sudah ditentukan oleh Tim TIK pada terminalnya.
- Pengguna wajib melaporkan kepada Tim TIK apabila menemukan material yang dicurigai sebagai virus, trojan, malware/spyware dan spam.
Contoh Program Kerja TIK
Program Kerja Bidang: Infrastruktur
Nama Program: Pengadaan dan Instalasi Infrastruktur LAN
Deskripsi Program: Mengganti infrastruktur LAN eksisting berbasis nir kabel dengan solusi kabel
Nama Program: Pengadaan dan Instalasi Infrastruktur LAN
Deskripsi Program: Mengganti infrastruktur LAN eksisting berbasis nir kabel dengan solusi kabel
Rekomendasi Program: Hasil assesment dan evaluasi kinerja infrastruktur tahun 2005, hasil analisa dan proyeksi pengembangan infrastruktur tahun 2005 menghasilkan kesimpulan: infrastruktur yang ada (berbasis nir kabel) kinerjanya semakin menurun dan mengganggu produktifitas, tidak dapat menampung kebutuhan kapasitas dan tuntutan aktivitas serta pengembangan sehingga harus diganti dengan solusi berbasis kabel yang kapasitasnya lebih besar
Rincian Kegiatan: perencanaan kapasitas dan desain topologi, rancangan lay out fisik, pilihan produk dan teknologi, penyusunan Bill Of Quantity (tabel kebutuhan, spesifikasi, kuantitas dan harga barang), pengadaan, instalasi, konfigurasi, uji coba operasional, product knowledge dan update teknologi, pelatihan operasional untuk pengguna
Jadwal Kegiatan: Tabel waktu kegiatan
Alokasi SDM: Tabel alokasi SDM
Usulan Anggaran: Tabel BOQ.
0 comments