Kisah Perjalanan
Hidup Doni
Karya: Raihan Ramadhan
Hallo aku doni aku dalah lketurunan 4 Sunan Gunung Jati
setiap hari minggu para Ki Gede / Putra-putrinya wajib melaksanakan piket untuk
menjaga jimat-jimat di Gedung Jinem. Aku mendapat giliran piket ketulan
piketnya bersamaan dengan giliran Rifa anaknya Ki Gede Mega.
Aku melaksanakan piketnya dengan senang
hati dan bercanda gurau karena aku menyukai Rifa lalu pda saat aku bercanda
gurau ada yang memperhatikan aku dan mengetahui kalau akau menyukai Putri Mega.
“ Hayo Doni kamu suka sama Rifa ya ?” kata Yanto si
penunggu Keraton.
“Ah engga ah”. Kataku sambil malu-malu
“Aku laporin ni ke Sultan.”
Akupun merasa resah, karena aku tidak boleh pacaran
oleh keluarga besarku.
Keesokan harinya aku dipanggil oleh
Sultan dan aku merasa resah karena aku memikirkan masalah yang kemarin Yanto
bilang akan mengadu kepada Sultan. Yap! Benar saja Sultan marah kepadaku, lalu
Sultan ingin menikahiku dengan Rifa.
“sudah sana kau temui Rifa dank au nikahka Rifa dan
jangan pernah kembali kerumah ini !” kata Sulltan dengan penuh emosi.
“Ya Sultan maafkan aku Sultan” kataku sembari
memohon kepada Sultan.
Tetapi
sutan tetap tidak memaafkannya dan aku dibuang oleh Sultan ke kolam yang sangat
dalam dan di tepinya terdapat “KEDUNG GEMPOL”. Aku ditembak dengan senjata
rantai dan terbang terbawa senjata, kemudian aku jatuh di tepi kolam yang
dalam.
Dan setekah 2 tahun lamanya aku hiduo sengsara
dengan Rifa akupun dikarunia 2 anak yaitu Amir dan Ridho. Berjalan dengan
seiringnya waktu akupun bercerai dengan Rifa dan akupun menikahi Leni, tetapi
aku tidak di karuniai anak dengan Leni. Aku hidup bahagia dan tentram dengan
Leni, sehingga saat akau membangun pedukuhan Kedung Dalem yangt maju7, dan aku
memimpim dengan adil dan bijaksana, akupun menjalin kerjasama dengan pedukuhan
lain.
Saat tiba waktu sholat, aku mengambil air wudhu di
kolam itu.
“kira-kira apa ya ma,a kolam itu.” Kataku berguman
dalam hati. Akhirnya akupun menemukan nama kolam itu, yaitu “KEDUNG DALEM”
artinya Kedung = Kolam Dalem = Dalam.
Kedung dalem juga banyak dikunjungi orang-orang aku
merasa bangga sudah menemukan kolam Kedung Dalem itu. Kedung dalem terletak di
kota Cirebon dan termasuk wilayah Kecamatan Gegesik, didirikan oleh Adrian pada
tahun 1925
Adrian adalah orang yang kaya raya, ia
mempunyai tanahh yang sangat luas sekali di daerah Karangampel. Adrian termasuk
orang yang sering membayar upeti kepada Presiden Belanda di Cirebon dengan
sejumlah 6 Kwintal beras ketan dan 27 ekor Sapi. Aku pun tidak menyangka bahwa
Adrian memberikan itu semua, sesekali aku bertanya pada Adrian
“dari manakah uang yang kamu dapatkan untuk membeli
semua itu?” kataku.
“ aku bekerja keras dengan sangat gigih” balas
Adrian.
Akhirnya akupun bekerja keras dan gigih untuk
mendapatkan yang akau mau dengan didampingi istriku yaitu Leni, dan akupun
bahagia & tentram bersama Leni.
0 comments