Sunday, September 2, 2018

CONTOH DRAMA PENDEK


KOK BAU ?
Pada tanggal 16 November 2016, pukul 15.00 Siswa SMPN Unggulan melakukan perjalanan menuju Malang Yogya untuk Study Wisata.
“Teman-teman gimana kalo kita masuk rumah hantu itu ?” ajak aku
“Kamu yakin berani ? lihat orang-orang berlari ketakutan gitu” Kata Yulia
“Apa salahnya nyoba ? Ayo kita masuk !” Ajak Amel
“Tapi untuk masuk harus 5 Orang, sedangkan kita ada 3 orang, gimana dong ? Kata Aku.
“Itu ada Anugrah sama Nemo, kita ajak mereka aja” kata Yulia
“Woy Anugrah, Nemo Sini ! ayo kita masuk rumah ayo kita masuk rumah hantu itu” ajak aku
“Ayo ! Siapa takut !” Sahut Anugrah dan Nemo.
Akhirya kita berlima memasuki rumah hantu itu.
“Nemo aku taku” kata aku sambil berlari ketakutan semua yang ada didalam berlari ketakutan padahal didalam semua hantunya hanya bohongan, tapi kita terbawa suasana. Kita mencari pintu keluar tetapi tidak ketemu.
“Udah gak usah takut, kamu ikutin kita aja” kata Nemo
“Nem, tapi aku ……” kata aku
“Kenapa ?” balas Nemo
“Kencing dicelana” Kata ak, sembari menahan malu akhirnya kita bias keluar dari rumah hantu itu, teman-teman aku menertawakan aku semua, aku malu dan merasa kesal karena harus menunggu lama untuk mengganti celanaku, karena semua ada dihotel.
Perjalanan menuju hotel sampai aku dan teman-teman langsung menuju kamar hotel yang telah ditentukan sebelumya. Sesudah semua mengganti pakaian kita disuruh cepat-cepat menuju Bus untuk melakukan perjalanan ke BNS, sesudah tiba di BNS semua merasa senang.
BNS adalah singkatan dari “BATU NIBHT SPECTACULAR” disana banyak lampu yang berkelap-kelip, ada wahana yang asyik seperti sepeda gantung, rumah hantu, rumah kaca dan masih banyak lagi yang lainnya, dan kikta bisa berbelanja disana, disana banyak barang-barang unik, pokoknya BNS itu asyik !!.
Setelah semalaman di BNS paginya dan teman-teman ke gua pindul untuk pembelajaran tentang gua pindul yang di pandu oleh petugas  yang sudah ada disana. Setelah pembelajaran selesai aku merasa lapar.
“Bang beli bakasonya dong 5000 !” seru aku
“Siap neng !” balas penjual bakso.
Aku mengambil uang dikantung dan ternyata uang aku tidak ada. Aku mencari kemana-mana juga tidak ada.
“Jul kamu masih ada uang simpanan gak ? uang aku hilang” kata aku
“Ada, bentar” balas Julia
“Nanti aku bayar dirumah” balasku lagi
“Oke, ini uangnya” kata Julia
Dan aku membayar bakso itu, setelah digua pindul semua bersiap-siap lagi untuk menuju Malioboro, aku dan teman-teman mengunjungi Pasar Malioboro untuk berbelanja. Dengan berjalan kaki yang jaraknya lumayan jauh disana kita melihat-lihat saja tidak membeli karena uang yang berkecukupan, pulangnya, aku dan teman-teman menggunakan becak, karena capek dank arena itu aku dan teman-teman jadi lebih tau kota Yogya karena tukang becak bercerita banyak kepada aku dan teman-teman tentang Kota Yogya.
“Wah, gak terasa ya kita sudah 5 hari dikota orang” kata aku
“Iya, begitu banyak cerita selama kita disini” kata Amel
“Tidak akan saya lupakan Study Wisata Saya selam di Malang-Yogya” kata Julia
“Teman-teman sebaiknya kita membaca doa agar perjalanan kita menuju Indramayu selamat, tidak ada kendala apapun” ujar salsa “Amin” kata aku dan teman-teman lainnya.

SIAL MEMBAWA ASIK

“Puputtt” Suara Fadhilah dari luar terdengar oleh ku yang sedang siap-siap untuk sholat subuh bareng dimasjid.
“Iya, tunggu”., Sautku.
Setelah itu aku aku dan Fadhilah langsung pergi ke masjid, kurang lebih 10 menit saya & Fadhilah sudah selesai sholat subuh. Fadhilah mengajakku untuk makan bubur.
“Put, habis ini kita makan bubur yuk”, ajak Fadhilah
“Ayo, Jam berpa ?”, jawabku
“Jam 7 pagi aja, ok ?” Pasti Fadhilah
“Yaudah, jam 7 aku samper”, jawab ku
Jam sudha menunjukan pukul 7 pagi, saatnya aku pergi kerumah Fadhilah.
“Fadhilahhh”, samper aku dari luar rummah Fadhilah.
“Ayo berangkat, aku sudah lapar”, saut Fadhilah keluar dari rumah. Selesai makan bubur, aku dan Fadhilah merasa bosan, dan akhirnya aku memiliki ide untuk mengajak teman lainnya yaitu Rani dan Juli.
Pulang dari makan bubur kita berdua langsung datang ke rumah Rani dan Juli untuk mengajak mereka main bersama.
Kita berempat main didepan reumahku, berbagai permainan kita mainkan seperti petak umpet, lompat karet, engklek, setelah kita capek dan istirahat sejenak, kita ingin jalan-jalan tapi entah kemana, dan Rani mengusulkan untuk jalan-jalan ke empang. Akhirnya kita berempat ke empang menaiki sepeda, setelah sampai diempang kita berempat bersenang-senang menikmati angina yang sangat sejuk, kita bernyanyi-nyanyi, dan karena terlalu senang dan heboh saat kita menari, tangan juli menyenggol sepedaku hingga tercebur ke empang, akhirnya kita terdiam melihat sepedaku yang tercebur di empang, hening sesaat. Muka kita saling berhadapan dan kemudian kita semua tertawa terbahak-bahak dan aku mulai tersadar kalau yang jatuh adalah sepedaku akhirnya aku berhenti tertawa & mulai bicara.
“Eh, kalian tau yang kecebur sepeda aku”, ucapku sedih
“Emang sepeda kamu, hahahaha, ketawa Fadhilah
“Terus kamu pulang gimana ? kamu kan bonceng di sepeda aku ?” tanyaku ke Fadhilah
“Oh iya, masa kita jalan ?”, ujar Fadhilah ketika sadar dia pulang bareng aku
“Yahh” Jawab pasrahku
“Aku merengek minta tolong, kepada tiga temanku itu agar sepedaku diangkat kedaratan, merekapun merasa kasian dan langsung membantu, dengan susah  payah mereka membantuku, tetapi sepeda itu susah untuk diambil, beruntung ada penjaga empang menghampiri dan bertanya.”
“Ada apa ini ?” Bapak empang itu bertanya.
“Ini Pak, Sepedaku tercebur saat kita sedang menari”, jawabku
“Sini Bapak tolong”, Bapak ini langsung mengambil sepadaku.
Akhirnya sepedaku bisa keangkat dari empang, karena empangnya penuh jala yang seperti lumpur, sepedaku sangat kotor, mau tidak mau aku dan Fadhilah menunutun Sepeda kerumahku untuk membersihkan sepeda. Mereka Rani dan Juli mengikutiku dari belakang karena mereka juga ingin membantu membersihkan.
Setelah sampai rumahku sekitar jam 16.00 Wib,aku langsung menarik selang ari kearah sepeda untuk dibersihkan.
“Ran. Nyalain dong tolong”,  suruh ku
“Iya”, Rani langsug menyalakan air “udah”, lanjut Rani
“Mana ? ko gak keluar ainya?”, tanyaku sambil melihat bolongan selang
“Belum keluar ?, padahal udah di nyalain”, bingung Rani
Seketika muka ku yang tersemprot air yang membuatku kaget, mereka menertawaiku dan aku hanya diam, karena diriku kesal alngsung mereka bergantian, dan mereka langsung terdiam, mereka kesal dan menatapku tajam mereka langsung mengejarku seakan ingin balas dendam.
Kita terlau asik main dan membersihkan sepedaku sampai terdengar suara adzan mereka langsung pulang  karena takut orang tua mereka nyariin, setelah mereka berlarian kerumah mereka masing-masing untung saja sepedaku sudah bersih.


Load disqus comments

0 comments