Sunday, September 2, 2018

MENERAPKAN STRATEGI BERMAIN DALAM ASUHAN KEPERAWATAN ANAK


MENERAPKAN STRATEGI BERMAIN
DALAM ASUHAN KEPERAWATAN ANAK



A.    Pengertian bermain
Hartati (2005:85) menyatakan bahwa bermain adalah sebuah sarana yang dapat mengembangkan anak secara optimal. sebab bermain berfungsi sebagai kekuatan pengaruh terhadap perkembangan dan lewat bermain pula mendapatkan pengalaman yang penting dalam dunia anak.

Hurlock dalam Musfiroh (2005:2) menyatakan, bermain dapat diartikan sebagai kegiatan yang dilakukan demi kesenangan dan tanpa mempertimbangkan hasil akhir kegiatan tersebut dilakaukan secara suka rela tanpa paksaan atau tanpa tekanan dari pihak luar.

Berdasarkan pendapat di atas maka dapat disimpulkan bahwa dunia anak merupakan bermain, melalui bermain anak memperoleh pengetahuan, pengalaman, memgenal lingkungan dan belajar. Bermain juga dapat mengembangakan perkembangan kognitif, sosial, emosi, dan perkembangan fisik, dengan bermain anak dapat mengeluarkan emosi yang positf sehingga disaat mendapatkan informasi yang baru maka menimbulkan rasa ingin tahu anak, sehingga anak termotivasi untuk belajar, dengan aktifitas bermain anak dapat belajar menulis, mengenal huruf, membaca dan berhitung

B.     Fungsi Bermain
Fungsi bermain pada anak memang begitu beragam. Anak akan menemukan perkembangan fisik serta mental yang ia miliki. Melalui permainan pula, seorang anak akan mampu mempelajari begitu banyak hal bahkan anak mendapatkan sistem pemecahan masalah yang jauh lebih baik daripada anak-anak yang tidak banyak bermain. Dunia anak adalah dunia bermain, jadi jangan paksakan anak untuk terus belajar dan melakukan latihan banyak soal setiap harinya. Biarkan anak bermain karena fungsi bermain pada anak begitu banyak seperti yang akan dijabarkan berikut ini.

1.      Melatih perkembangan sensorik serta motorik
Melalui permainan, anak akan menjadi terlatih ketika melakukan beragam aktivitas sensorik serta motorik. Permainan aktif melatih panca indera sang anak karena dengan permainan maka semua anggota panca indera anak akan tergerak untuk melakukan sesuatu. Sebagai hasilnya, organ sensorik dan motorik akan semakin baik.

2.      Mengasah memori otak
Anak kecil mempunyai organ memori yang belum banyak terisi oleh beragam hal. Oleh karena itu, melalui bermain anak bisa mengembangkan kemampuan memori yang ia miliki. Anak akan mengekplorasi serta melihat benda yang ada di sekitarnya. Ia terus mempelajarinya dan kemudian mengenal benda-benda dengan warna yang berbeda secara sempurna. Semakin anak bermain, maka otaknya akan semakin terasah dan ia mampu mendapatkan perkembangan memori yang jauh lebih baik.

3.      Mengembangkan etika
Ketika anak bermain, maka ia melakukan banyak hal bersama teman-temannya. Ia mempelajari banyak aturan, mempunyai tingkat sportivitas, dan tentu saja belajar bagaimana membangun etika yang benar. Anak tidak mudah curang ketika berhadapan dengan aturan pada dunia yang sebenarnya, karena ia telah terlatih untuk melakukan banyak hal dengan baik.

4.      Meningkatkan kreativitas anak
Di dalam melakukan permainan, anak-anak dapat mengeksplorasi dan menerapkan banyak ide yang terkait dengan sistem permainan. Semakin banyak media dan jenis permainan yang mereka mainkan, maka akan semakin banyak ide bermunculan. Ketika kreatifitas tersebut terus diasah, maka anak bisa menemukan ide-ide cemerlang pada masa yang akan datang.

C.    Jenis Permainan Sesuai usia anak
1.      0-3 bulan
Alat yang disediakan adalah untuk merangsang stimulasi sensorik, misalnya: bel, gambar-gambar yang warnanya mencolok, benda-benda yang memiliki bermacam-macam tekstur dan suara, mainan gantung, music box, dan lain-lain.
2.      3-6 bulan
Pada usia ini, bayi mulai menggenggam. Oleh karena itu, permainan yang disediakan adalah jenis permainan untuk menggenggam, meremas, dirasakan dan untuk digigit (soft toys, teething toys)

3.      12-15 bulan
Buku bergambar yang berwarna-warni, menyusun balok, bermain dengan kaca, air, telepon mainan. Lempar bola, mainan yang dapat didorong dan ditarik, puzzle sederhana. Bermain pasir dan air, boneka, miniatur binatang
4.      2 tahun
Ayunan, sepeda roda tiga (hanya duduk dan didorong), mainan yang dapat ditarik dan didorong, bermain cat dengan tangan (finger-paint), bermain dengan air, balok, buku, boneka
5.      3 tahun
Mulai mengembangkan permainan imajinasi: rumah boneka, bermain perang-perangan
6.      4 tahun
Bermain dengan sepeda (mulai mengayuh sendiri), mewarnai, melukis, meronce
7.      5 tahun
Memotong dan menempel, mulai menyukai permainan yang mempunyai aturan sederhana, misalnya ular tangga, smart board.

D.    Faktor – Faktor yang mempengaruhi bermain pada anak
Menurut Elizabeth Hurlock, jika diamati secara cermat, ada berbagai variasi kegiatan bermain yang dilakukan anak, dan ini dipengaruhi oleh beberapa faktor sebagai berikut :
a.   Kesehatan
Anak yang sehat cenderung akan memilih berbagai jenis kegiatan bermain aktif daripada pasif, karena banyaknya energi yang dimiliki anak, membuatnya lebihaktif dan ingin menyalurkan energinya tersebut. Sementara anak yang kurang sehat akan mudah lelah ketika bermain sehingga lebih menyukai bermain pasif karena tidak membutuhkan banyak energi.
b.   Perkembangan Motorik
Kegiatan bermain aktif lebih banyak menggunakan keterampilan motorik terutama motorik kasar. Sedangkan bermain pasif kurang melibatkan keterampilan dan koordinasi motorik. Dengan demikian anak yang memiliki keterampilan motorik yang baik akan lebih banyak memilih kegiatan bermain aktif dan begitu pula sebaliknya anak yang kurang terampil motoriknya cenderung memilih kegiatan bermain yang pasif.

E.    Pedoman Keamanan bermain
SNI ISO 8124-1:2010, Keamanan Mainan – Bagian 1: Aspek keamanan yang berhubungan dengan sifat fisis dan mekanis.
SNI ISO 8124-2:2010, Keamanan Mainan – Bagian 2: Sifat mudah terbakar.
SNI ISO 8124-3:2010, Keamanan Mainan – Bagian 3: Migrasi unsur tertentu.
SNI ISO 8124-4:2010, Keamanan Mainan – Bagian 4: Ayunan, seluncuran dan mainan aktivitas sejenis untuk pemakaian di dalam dan di luar lingkungan tempat tinggal.

Persyaratan dalam SNI tersebut berlaku untuk semua mainan anak. Yang dimaksud dengan mainan anak adalah suatu barang atau bahan yang dirancang, atau secara jelas dimaksudkan, untuk digunakan dalam bermain oleh anak-anak kelompok usia di bawah 14 tahun. (SNI ISO 8124-1:2010) 02 04 05

F. MEMILIH MAINAN ANAK
Memilih mainan yang tepat dan aman untuk anak sering menjadi dilema bagi orang tua. Ada banyak mainan dengan model yang menarik terpajang rapi di toko. Ditambah lagi, terdapat di antaranya beberapa jenis mainan terbaru yang sedang menjadi tren. Orang tua sering beranggapan membelikan mainan anak yang menarik dan sedang tren, pasti akan membuat anak senang.

Memilih mainan untuk anak hanya berdasarkan model atau tren, bukanlah suatu pertimbangan yang tepat. Sebab, suatu mainan itu tidak selalu cocok untuk semua anak. Memilih mainan untuk anak, harus mempertimbangkan kondisi perkembangan dan pertumbuhan anak serta usia. Memilih mainan untuk anak tidak boleh semata-mata hanya untuk menyenangkan anak, tetapi juga harus menjadi bagian penting dalam proses tumbuh kembang mereka.

Berikut ini beberapa panduan praktis yang perlu diperhatikan orang tua pada saat memilih mainan anak.

Label. 
Sebelum membeli mainan untuk anak, bacalah terlebih dahulu label mainan. Sesuaikan informasi label mainan itu dengan kondisi anak. Pemberian label pada mainan didasarkan pada 4 kriteria, yakni: keamanan, kemampuan fisik anak, kemampuan mental, dan minat anak.

Pesan 
Seperti “direkomendasikan untuk anak usia 3-4 tahun” merupakan pedoman yang perlu diperhatikan. Saran usia ini akan membantu orang tua menentukan peruntukan mainan sesuai dengan kondisi anak.  Meskipun anak menunjukkan perkembangan yang lebih maju dibandingkan anak-anak lain seusianya, bukan berarti Anda boleh memilihkan mainan untuk anak berusia lebih tua daripadanya.
-          Usahakan lebih banyak memilih mainan yang dapat mendukung perkembangan anak, baik secara motorik-sensorik maupun pikiran anak seperti puzzle atau mainan bermanfaat lainnya.
-          Jika mainan terbuat dari kain, pilih yang memiliki label tahan api (flame resistant).
-          Pilih boneka yang mencantumkan label dapat dicuci (washable).
-          Bahan-bahan seni seperti krayon, spidol warna, cat air atau cat minyak harus mencantumkan keterangan tidak beracun (non-toxic).

1.  Bentuk Mainan.
Pilih jenis mainan yang memiliki bentuk tidak berbahaya, misal berbentuk runcing. Hal ini untuk menghindarkan anak dari kecelakaan yang mungkin terjadi akibat tertusuk oleh mainannya sendiri.
-          Hindari mainan plastik tipis yang mudah pecah menjadi potongan kecil dan meninggalkan tepian yang bergerigi tajam.
-          Mainan yang ditembakkan (misalkan dari pistol-pistolan atau robot) juga berbahaya karena dapat mengenai mata teman bermainnya ketika sedang bermain perang-perangan.


2.  Materi Mainan. 
Pilihlah mainan yang terbuat dari bahan atau material yang aman. Jangan membeli mainan berbahan logam kepada anak, khususnya anak yang masih berusia di bawah 3 tahun.

Tanda Standar. 
Pilihlah mainan anak yang bertanda suatu standar, contohnya: SNI, CE, dll. Mainan bertanda standar telah memenuhi persyaratan keamanan yang ditentukan dalam standar. Produk mainan bertanda standar memiliki jaminan keamanan dan keselamatan yang dikukuhkan dengan sertifikasi dari lembaga pengujian yang berwenang.

Ukuran Mainan. 
Perhatikan ukuran mainan atau komponen yang menjadi bagian dari mainan tersebut. Besar kecilnya ukuran sebuah mainan akan berpengaruh pada keamanan anak sebagai penggunanya.
-          Untuk mainan dengan ukuran kecil yang berdiameter kurang dari 1,75 inci atau 4,4 cm, jangan diberikan kepada anak yang berumur kurang dari 3 tahun karena mainan itu dapat dimasukkan mulut dan tertelan.
-          Cari mainan yang cukup kokoh untuk menahan tarikan dan putaran. Pastikan semua bagian seperti mata, hidung, kancing, dan bagian lain yang mudah lepas, terpasang dengan kuat. Bagian-bagian ini berpotensi terlepas dan dimungkinkan dapat tertelan oleh anak.
-          Pastikan mainan untuk diremas, kerincingan, serta mainan untuk gigitan bayi memiliki ukuran cukup besar sehingga tidak muat dimasukkan ke dalam mulut.

G. BIMBINGAN DAN PENGAWASAN
Bagian Mekanis Mainan.
Bagian mekanis mainan perlu mendapat perhatian. Unsur mekanis mainan biasanya berupa engsel, lipatan, tuas, tali, karet dan sebagainya. Unsur mekanis mainan ini bisa membahayakan anak. Pastikan bahwa bagianbagian mainan itu tidak membahayakan anak saat difungsikan.


Mainan Bersuara.
Pastikan mainan tidak mengeluarkan bunyi yang terlalu keras untuk telinga anak. Mainan bersuara (misalnya kerincingan dan mainan musik) bisa menghasilkan suara bising sekeras suara klakson mobil, apabila dibunyikan di dekat telinga anak. Suara yang dihasilkan oleh mainan tersebut bisa menyebabkan kerusakan pendengaran.

Bertindak waspada dan hati-hati dalam memilih mainan anak tidak cukup untuk melindungi anak. Kualitas mainan yang baik tidak sepenuhnya menjamin keamanan dan keselamatan anak. Anak kerapkali berperilaku tidak terduga. Perilaku ini juga terjadi saat anak memperlakukan mainan. Anak sering memperlakukan mainan secara salah, misalnya melempar, memukul-mukul, menarik-narik, dan sebagainya. Perilaku ini berpotensi mendatangkan bahaya bagi anak.

Di sini orang dewasa, khususnya orang tua, perlu memberikan bimbingan dan pengarahan kepada anak, khususnya tentang bagaimana memperlakukan mainan secara benar. Cara efektif untuk hal ini adalah dengan mengajak anak bermain bersama. Pada saat bermain bersama, orang dewasa memberi contoh kepada anak mengenai cara aman dalam memainkan mainan. Kalau pun anak bermain sendiri, harus tetap dalam pengawasan orang dewasa. Jangan tinggalkan anak memainkan mainannya sendirian. Juga pada saat anak memainkan mainannya bersama dengan teman sebaya, pengawasan harus dilakukan secara lebih seksama.

“Pilih Mainan Sesuai Kondisi Perkembangan dan Pertumbuhan Anak.”

H. MENJAGA MAINAN ANAK
Menjaga dan memelihara mainan anak merupakan bagian tidak terpisahkan dari aspek keamanan dan keselamatan. Tujuannya adalah agar mainan itu tetap berfungsi baik pada saat dimainkan oleh anak. Mainan yang tidak berfungsi baik, khususnya mainan yang memiliki bagian mekanis, sangat berpotensi membahayakan anak. Berikut ini disampaikan petunjuk praktis bagaimana menjaga dan memelihara mainan anak.
         Merapihkan Mainan. Ajarkan anak selalu merapihkan mainannya setelah bermain dan menyimpan mainan itu pada tempat yang telah disediakan. Mainan yang dirapihkan akan menjaga kondisi mainan itu berfungsi baik sekaligus dapat menciptakan kondisi dan lingkungan rumah yang aman.
         Rutin Memeriksa Mainan. Secara rutin memeriksa mainan anak untuk memastikan kondisi mainan tetap bersih dan berfungsi baik. Bila kotor mainan itu harus dicuci dan bila ada bagian yang rusak diperbaiki. Singkirkan dan buanglah mainan yang sudah rusak dan berpotensi membahayakan anak.
         Tempat Mainan. Buatlah tempat khusus untuk menyimpan maian anak. Tempat mainan bisa berupa sebuah kotak mainan, sebuah keranjang, troli supermarket, tas atau kotak kardus. Letakkan tempat mainan di suatu tempat yang mudah diakses dan dijangkau anak serta terbuka untuk memudahkan pengawasan.

B.     Alat Permainan Edukasi (APE)
  Alat Permainan Edukasi diciptakan selain untuk bermain juga memberikan pelajaranan untuk anak serta pengalaman lainnya sesuai dengan usia mereka nilah jenis-Jenis APE yang perlu diketahui
1.      APE CIPTAAN MONTESSORI
Beberapa lembaga Luar dan dalam negeri telah banyak menggunakan dan mengembangkan APE berdasarkan ciptaan Dr. Maria Montessori ini. Dr. Maria Montessori menciptakan alat permaina edukatif yang memudahkan anak mengingat konsep-konsep yang akan dipelajari tanpa perlu bimbingan sehingga memungkinkan anak bekerja secara mandiri. APE ciptaannya teah dirancang sedemikian rupa sehingga anak mudah memeriksa sendiri bila salah dan segera menyadarinya.

Jenis APE yang telah dikembangkan di Indonesia berkar dari konsep Montessori. Di antaranya adalah papan bentuk bidang I dan papan bentuk bidan II serta kantong keterampilan tangan untuk melatih kemadirian.
2.      APE UNTUK KEMAMPUAN BERBAHASA PEABODY
Alat Permainan edukatif APE yang dikembangkan Elizabeth Peabody yang terdiri atas dua boneka tangan yang berfungsi sebagai tokoh mediator, yaitu tokoh P. Mooney dan Joey. Boneka dilengkapi papan magnet, gambar-gambar, piringan hitam berisi lagu, dan tema cerita serta kantong pintar sebagai pelengkap.
APE karya Peabody ini memberikan program pengetahuan dasar yang mengacu pada aspek pengembangan bahasa, yaitu kosakata yang dekat dengan anak. Tema-tema yang dipilih dan diramu harus relevan dengan pengetahuan dan budaya anak setempat.
Dewasa ini konsep APE yang dikembangkan Elizabeth Peabody ini, merupakan cikal bakal tumbuhnya pengembang boneka tangan dan boneka jari dalam pembelajaran yang banyak dilakukan dilembaga-lembaga PAUD di Indonesia.
3.      BALOK CRUISSENIRE
George Cruissenaire menciptakan balok Cruissenaire untuk mengembangkan kemampuan berhitung pada anak, pengenalan bilangan, dan untuk meningkatkan keterampilan anak dalam bernalar.
4.      APE CIPTAAN FROEBEL
Froebel memiliki alat khusus yang dikenal dengan balok Blocdoss. APE ini berupa balok bangunan, yaitu suatu kotak besar berukuran 20 x 20 cm yang terdiri dxari balok-balok kecil berbagai ukuran yang merupakan kelipatannya.
Balok Blocdoss dikenal dengan istilah kotak kubus dalam program pendidikan TK di Indonesia. Kotak kubus ini banyak digunakan sebagai salah salah jenis APE untuk melatih motorik dn daya nalar anak.
5.      BONEKA JARI
Boneka jari ini terbuat dari kain yang tidak mudah robek dan lembut sifatnya, diantaranya dari kain planel, kain woll atau kain perca. Untuk membuat boneka jari ini, kain dibentuk sesuai dengan figur cerita. Satu narasi bisa dapat memerlukan hingga 10 boneka. Banyak bentuk dan jenis boneka jari sesuai dengan tema yang ingin dimainkan, ada seri tertentu seperti seri binatang, keluarga, kartun dan lain sebagainya.
6.      PUZZLE BESAR
Legpuzzel atau teka-teki ini untuk dimainkan anak usia 5 tahun. Permainan ini dari triplek yang terdiri dari dua bagian dengan ukuran yang sama. Satu bagian dibuat lukisan sederhana.
Tujuan permainan ini adalah agar anak mengenal bentuk, melatih daya pengamatan dan daya konsentrasi anak, serta melatih keterampilan jari-jari anak.

7.      KOTAK ALFABET
Kotak ini berisi huruf-huruf alfabet yang dibuat di atas potongan karton dupleks berukuran 5 x 5 cm. Permaian ini dibuat untu anak yang berumur 5 tahun yang sedang belajar membaca.
8.      KARTU LAMBANG BILANGAN
Kartu ini berisikan tulisan angka dari 1 sampai dedngan 50, 1 sampai dengan 100, dan sebagainya. Kartu ini dibuat dari bahan kertas dupleks berukuran 5 x 5 cm. tujuan permainan ini adalah agar anak mengenal lambang bilangan, dan belajar menghitung.
9.      KARTU PASANGAN
Kartu ini dimainkan anank usia 4 – 6 tahun. Permainan ini terbuat dari bahahn kertas dupleks berukuran 10 – 8 cm. setiap kartu diberi gabar secara berpasangan.
10.  PUZZLE JAM
Pezzle ini terbuat dari tripleks ukuran 30 x 20 cm, sesuai untuk anank usia 5 – 6 tahun. Papan terbuat dari bahan yang sama, diberi gambar sebuah jam lengkap dengan jarum penunjuk.
11.  LOTO WARNA
Permainan ini untuk anak usia 3 – 4 tahun dibuat dari triplek atau dupleks yang bentuk sedemikian rupa dapat dimainkan secara perorangan atau bersama-sama kelompoknya.
12.  LOTO WARNA DAN BENTUK
Permainan ini dapat dimainkan secara perorangan atau kelompok oleh anak usia 4 tahun ke atas. Dibuat dari triplek atau dupleks, dan permainan ini terdiri dari papan loto berukuran 17,5 x 17,5 cm dan 9 kartu loto. Papan loto dibuat 9 bagian. Masing-masing bagian ditempeli dengan bentuk dan warna yang berbeda-beda. Tujuan permainan ini adalah untuk mengembangkandan konsentrasi dan pengamatan anak. Cara bermainnya adalah dengan cara mencampuradukan kartu loto. Kemudian mintalah anak untuk menyusun kartu loto di atas papan loto yang sesuai dengan warna dan bentuk pada setiap bagian.
13.  APE ALTERNATIF TRADISIONAL
APE yang dibuat dengan memanfaatkan sumber bahan dari lingkungan dan alam sekitar, dengan pengembangan permainan tradisional secara langsung disesuaikan untuk kebutuhan main anak. Ape ini dapat divariasikan dalam kegiatan bermain seperti main peran dan sentra alam.
Load disqus comments

0 comments