Diet
pasien Gagal Ginjal Kronik
1.
Pengertian
Diet adalah
pengaturan jumlah dan jenis makanan yang dimakan setiap hari agar seseorang
tetap sehat bila diet dilakukan di rumah
sakit dengan tujuan meningkatkan status gizi dan atau membantu kesembuhan
pasien maka istilah yang digunakan
adalah diet rumah sakit ( hospital diet ).
(Hartono A, 2006).
Diet merupakan makanan yang ditentukan dan
dikendalikan untuk tujuan tertentu setiap diet termasuk makanan, tetapi tidak
semua makanan termasuk dalam kategori diet. Dalam diet jenis dan banyaknya
suatu makanan ditentukan disamping itu dalam diet jumlah asupan dan frekuensi
makan juga dikendalikan sedemikian sehingga tercapainya diet tersebut. Di lingkungan
rumah sakit diet tersebut mempunyai tujuan untuk pengobatan (terapi) sehingga
sering disebut diet therapy.
(Budiyanto, 2009).
Pengaturan diet standar makanan rumah sakit adalah
makanan yang diberikan kepada pasien antara lain jenis makanan biasa, makanan
lunak, makanan saring dan makanan cair terutama makanan yang diberikan bagi
klien yang terpasang NGT (nasogatric tube).
( Widya A, 2010).
2.
Tujuan
diet
Menurut
(Hartono A, 2006) tujuan selanjutnya pada diet rumah sakit adalah untuk
meningkatkan atau mempertahankan daya tahan tubuh dalam menghadapi penyakit
atau cedera, khususnya infeksi dan
membantu kesembuhan pasien dari penyakit
dengan memperbaiki jaringan yang rusak serta memulihkan keseimbangan
dalam tubuh (homeostasis). Dengan memperhatikan tujuan diet tersebut rumah
sakit umumnya akan menyediakan:
a.
Makanan dengan kandungan nutrien yang baik dan seimbang menurut keadaan
penyakit dan status gizi masing-masing pasien
b.
Makanan dengan tekstur dan konsistensi
yang menurut kondisi gastrointestinal dan penyakit masing-masing pasien
c.
Makanan yang bebas unsur adiktif
berbahaya (pengawet, pewarna, dll) makanan yang alami dan segar jauh lebih baik
dari pada makanan yang diawetkan atau dikalengkan
3.
Jenis
diet pasien gagal ginjal kronis
Menurut (Hartono A, 2006) diet rendah protein (DRP)
diet rendah garam (DRG) Gagal ginjal kronis (menahun) merupakan kerusakan
ginjal yang progresif dan ireversibel karena suatu penyakit merupakan gagal
ginjal terminal yang akan membawa kematian jika tidak dilakukan terapi dialisis
atau transpalantasi ginjal. Terapi diet hanya bersifat membantu memperlambat
progresivitas gagal ginjal kronis pemberian suplemen seperti zat besi, asam
folat, kalsium dan vitamin D mungkin diperlukan suplemen vitamin tidak
dibutuhkan sementara asupan mineral fosfor, magnesium dan elektrolit tertentu
seperti kalium dan natrium mungkin harus dikurangi. Pemberian suplemen
vitamin-mineral pada gagal ginjal kronis harus mengacu kepada hasil-hasil
pemeriksaan laboratorium seperti kadar hemoglobin, kadar kalium, natrium dan klorida. Pada pasien-pasien gagal ginjal kronis, fokus
terapi gizi adalah untuk menghindari asupan elektrolit yang berlebihan dari
makanan karena kadar elektrolit bisa meninggi akibat klirens renal yang
menurun.
4.
Menurut
Hartono A, 2006 Prinsip Diet adalah
sebagai berikut :
a.
Asupan kalori dianjurkan sebesar 30-35
kal/kg BB /hari .
b.
Asupan kalori harus ditentukan pada
tingkat yang bisa mencegah pemecahan (protein) untuk memenuhi kebutuhan
energi, Jika energi dari makanan yang
dikonsumsi tidak cukup tubuh cenderung akan menggunakan simpanan protein dalam
otot untuk menghasilkan energi.
c.
Pembatasan protein dilakukan berdasarkan
berat badan, derajat insufisiensi renal,
dan tipe dialisis yang akan dijalani. Ketimbang protein nabati yang
nilai biologisnya lebih rendah, maka penggunaan sumber protein hewani dengan
nilai biologis yang tinggi seperti telur, daging, ikan, dan ayam, harus
dianjurkan.
d.
Kenaikan kadar serum magnesium, kalium,
dan fosfor umumnya terjadi jika hal ini terjadi, bahan makanan yang kaya akan
elektrolit tersebut perlu dihindari seperti pisang, kacang hijau, air kelapa
muda karena semua makanan ini banyak mengandung kalium.
e.
Pasien ginjal yang mendapat terapi
antasid tidak boleh menggunakan antasid yang mengandung magnesium.
f.
Pembatasan garam sampai 3 gram per hari.
g.
Asupan fosfor dari makanan akan menurun dengan diet rendah protein
sehingga cukup efektif untuk mengendalikan keadaan hiperfosfatemia pemberian suplemen kalium karbonat dapat
dilakukan dokter bila dirasakan perlu untuk membantu mengurangi asupan fosfor
namun menambah asupan kalsium.
h.
Suplemen vitamin D3, asam folat dan B6
(untuk pembentukan sel darah merah) dapat diresepkan oleh dokter pemberian vitamin A tidak dianjurkan pada
penyakit ginjal stadium terminal karena toksisitas yang dilaporkan sementara
itu suplemen vitamin C tidak boleh lebih dari 100mg karena kendati penting
untuk penyerapan zat besi (mencegah anemia), pembentukan kolagen dan antibodi,
vitamin C juga akan meningkatkan pembentukan oksalat.
Semua
pasien gagal ginjal kronis harus mendapatkan konsultasi gizi yang disediakan
bagi mereka. Pasien yang menjalani dialisis peritoneal dapat mengendalikan
kadar serum elektrolit dengan diet yang tidak begitu membatasi namun pembentukan natrium serta kalium
mungkin perlu dilakukan secara intermiten.
5.
Diet
gagal ginjal dengan dialisis
Diet memegang peranan penting dalam penatalaksanaan
gagal ginjal kronis diet yang diberikan
harus disesuaikan dengan kebutuhan pasien dan secara berkala diperlukan
penyesuaian mengingat perjalanan penyakitnya yang progresif ( Hartono A, 2006).
a.
Tujuan
diet
Tujuan diet gagal ginjal dengan dialisis menurut Almatsier
(2005) antara lain :
1)
Mencegah defisiensi gizi serta
mempertahankan dan memperbaiki status gizi serta mempertahankan dan memperbaiki
status gizi agar pasien dapat melakukan aktivitas normal
2)
Menjaga keseimbangan cairan dan
elektrolit
3)
Menjaga agar akumulasi produk sisa
metabolisme tidak berlebihan
b.
Syarat
diet
syarat-syarat
diet gagal ginjal dengan dialisis menurut Almatsier (2005)
1)
Energi cukup pada pasien hemodialisa
2)
Protein tinggi untuk mempertahankan
keseimbangan nitrogen dan mengganti asam amino yang hilang selama dialisis, yaitu
1-1,2 g/kg BB ideal/hari pada HD .
3)
Karbohidrat cukup, yaitu 55-75 % dari
kebutuhan engergi total
6.
Preskripsi
diet
Diet gagal ginjal sering pula disebut diet nasi (rice diet ) karena nasi mengandung
jumlah kalori yang cukup tinggi tetapi memiliki kandungan protein yang relatif
rendah jika dibandingkan dengan kentang atau roti (gandum). Karena itu biasanya
nasi bisa diberikan dengan lebih bebas jika tidak ada kontraindikasi seperti
penyakit diabetes. (Hartono A, 2006).
Menurut
Herbold N & Edelstein S, 2011
makanan yang tidak dianjurkan pasien dengan dialisis
1.
Hindari makanan yang mengandung zat
aditif seperti pewarna, pengawet dan penyedap rasa jenis makanan ini biasanya
berupa makanan instan atau makanan kalengan seperti sosis, korned, sirup, saos,
kecap dan sebaginya.
2.
Membatasi asupan cairan jika diperlukan,
misalnya pada keadaan edema atau asites dan dengan memperhatikan volume urin
yang diekresikan.
3.
Jangan berikan makanan tinggi
kalium makanan yang harus dihindari :
avokad, pisang, kiwi, jeruk, melon, kacang dan buncis yang dikeringkan, jamur,
tomat.
4.
Makanan lain yang tinggi kalium,
meliputi coklat dan permen coklat, sereal kulit padi.
5.
Jangan sajikan makanan yang tinggi
fosfor makanan yang harus dihindari :
susu, dan produk lainya seperti keju dan eskrim, kacang-kacangan, biji-bijian,
selai kacang.
Adanya
penambahan berat badan diantara terapi makanan yang dianjurkan yaitu :
·
Batasi asupan cairan dan makanan yang
mencair pada suhu ruangan diantara terapi karena ginjal tidak lagi
berfungsi secara normal.
Makanan yang tidak dianjurkan :
·
Jangan berikan cairan yang berlebihan
·
Jangan sajikan makanan yang tinggi garam
dan natrium yang dapat menyebabkan haus berlebihan. (Herbold N & Edelstein
S, 2011).
0 comments