Saturday, October 6, 2018

3 TEORI ILMUKOMUNIKASI



TIGA TEORI ILMUKOMUNIKASI


1.     Teori lasswell
Harold Lasswell, Teoritikus ternama yang banyak menyumbangkan ide dan fikirannya terkait cabang ilmu sosial dan komunikasi. Di tahun 1948, Ia mengemukakan model komunikasi yang sederhana dan hingga kini masih diterapkan sebagai model komunikasi dasar. Model tersebut yakni :
·        Siapa (Who)
·        Berbicara apa (Says What)
·        Dengan media apa (In Which Channel)
·        Kepada Siapa (To Whom)
·        Dan dengan Efek apa (With What Effect).

2.     Teori Behaviorisme
Tokoh aliran ini adalah John B. Watson (1878 – 1958) yang di Amerika dikenal sebagai bapak Behaviorisme. Teorinya memumpunkan perhatiannya pada aspek yang dirasakan secara langsung pada perilaku berbahasa serta hubungan antara stimulus dan respons pada dunia sekelilingnya. Menurut teori ini, semua perilaku, termasuk tindak balas (respons) ditimbulkan oleh adanya rangsangan (stimulus). Jika rangsangan telah diamati dan diketahui maka gerak balas pun dapat diprediksikan. Watson juga dengan tegas menolak pengaruh naluri (instinct) dan kesadaran terhadap perilaku. Jadi setiap perilaku dapat dipelajari menurut hubungan stimulus - respons.
3.     Teori Birokrasi
Teori birokrasi digunakan untuk komunikasi organisasi. Max Weber (1948), mengungkapkan bahwa model birokrasi sering kali dipakai untuk mencapai komunikasi organisasi yang efektif. Menurut Weber, ada delapan karakteristik struktural terkait birokrasi organisasi, yaitu:
·         Terdapat aturan dan prosedur sesuai standar.
·         Mampu meminimalisir pekerjaan yang sulit.
·         Hirearki organisasi yang terstruktur.
·         Kemampuan anggota yang mumpuni.
·         Memiliki kemampuan Multi – tasking.
·         Profesionalitas yang tinggi. 
·         Uraian tugas yang terstruktur dan teratur.
·         Rasionalitas untuk mencapai keberhasilan.




Read more

Saturday, September 29, 2018

CONTOH TAJUK RENCANA


Korupsi Masih “Berjaya”

Kita kembali dikejutkan dengan operasi tangkap tangan (OTT) yang dilakukan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) akhir pekan lalu. Komisi antirasuah itu menangkap Ketua Komisi D Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD), DKI Jakarta, Muhammad Sanusi dari Partai Gerindra yang diduga menerima suap sebesar Rp. 2,14 miliar dalam dua tahap dari PT Agung Podomoro Land. Penangkapan itu terkait dengan pembahasan aturan reklamasi pesisir dan pulau-pulau kecil di Jakarta Utara. Selain Sanusi, KPK juga menangkap Presiden Direktur PT Agung Podomoro Land, Ariesman Widjaja dan seorang karyawannya, Trinanda Prihantoro. KPK juga mencegah chairman Agung Sedayu Group, Sugianto Kusuma yang hendak bepergian ke luar negeri.

Sebelumnya, KPK menangkap dua pejabat Badan Usaha Milik Negara (BUMN) PT Brantas Abipraya (Persero) serta seorang dari pihak swasta di sebuah hotel di bilangan Cawang, Jakarta Timur. Ketiga orang tersebut antara adalah: Sudi Wantoko (Direktur Keuangan PT Brantas Abipraya), Dandung Pamularno (Manajer Senior PT Brantas Abipraya), dan Marudut (pihak swasta). Dari ketiganya, KPK berhasil menyita uang 148,835 dolar AS. Penangkapan itu terkait dengan upaya penghentian penyidikan kasus korupsi PT Brantas Abipraya di Kejaksaan Tinggi Jakarta. Dua orang jaksa, yakni Kepala Kejaksaan Tinggi (Kejatia) DKI Jakarta, Sudung Situmorang dan Asisten Tindak Pidana Khusus Kejati DKI Jakarta Tomo Sitepu juga ikut diperiksa karena didua ada kaitan dengan kasus tersebut.
Kembali ditangkapnya anggota legislatif, pejabat negara dari BUMN, dan pengusaha atau swasta oleh KPK memperlihatkan bahwa reformasi yang bertujuan mengubah sistem korup kini justru dikuasai oleh pihak-pihak yang menguasai sistem strategis.
Seperti pada penangkapan-penangkapan sebelumnya, hal itu hampir selalu diwarnai oleh kekagetan orang-orang dan keluarga dekat pelaku. Namun faktanya, ini sungguh terjadi dan terjadi lagi. Betapa tidak, seorang berperilaku baik dan selalu mengumandangkan perang terhadap korupsi, ternyata ikut tergelincir ke kubangan perbuatan tidak terpuji ini.
Jika ditelusuri, kondisi ini antara lain disebabkan oleh semakin ringannya vonis untuk koruptor. Jika pada tahun 2013 rata-rata lama vonis penjara terpidana korupsi adalah 2 tahun 11 bulan, maka pada tahun 2015 menjadi 2 tahun 2 bulan. Pada saat yang sama, makin terkikisnya budaya malu membuat masyarakat permisif dan bahkan cenderung mudah melupakan pelaku koruptor….

Read more

Sunday, September 23, 2018

JEMBATAN KUNING INDRAMAYU


“JEMBATAN KUNING INDRAMAYU”

INDRAMAYU (Pos Kota) – Kota Indramayu sebentar lagi bakal memiliki ikon baru atau ciri khas bangunan ketika akan memasuki wilayah kota dari arah Kecamatan Sindang yaitu dengan direhabnya Jembatan Terusan yang berwajah baru.


Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan  Penataan Ruang Kabupaten Indramayu Didi Supriadi  melalui Kepala  Bidang Jembatan  Yudi Suswanto.K  mengemukakan, rehabilitasi Jembatan Terusan pada tahun anggaran 2017 ini pekerjaannya akan rampung pada akhir tahun 2017.

Jika pekerjaan rehab Jembatan Terusan itu sudah rampung, maka jembatan itu diakui akan menjadi ikon bagi masyarakat Kabupaten Indramayu saat akan memasuki Kota Indramayu. Dengan demikian, masyarakat akan merasakan perbedaan yang mencolok saat akan memasuki Kota Indramayu. Jembatan itu panjangnya mencapai 153 Meter dan lebar 7 Meter.

Menurut Yudi Suswanto.K  model Jembatan Terusan setelah direhab itu cukup unik. Ini menjadi satu-satunya model baru jembatan di Kabupaten Indramayu saat ini.
Pemilihan model rehabilitasi Jembatan Terusan tahun Anggaran 
2017 itu katanya  sesuai pemilihan alternativ mengenai konstruksi rehabilitasi Jembatan Terusan dengan gaya struktur lengkung menggunakan pipa galvanis yang tampak kokoh, dinamis dan kuat.

Rehabilitasi Jembatan Terusan dipercayakan kepada kontraktor PT Fais Putra Indramayu dengan anggaran sebesar Rp 1,4 Milyar yang  bersumber dari APBD Kabupaten Indramayu tahun anggaran 2017.“Pekerjaan ini diharapkan bisa rampung pada akhir tahun 2017,” katanya.

Jenis pekerjaan rehabilitasi Jembatan Terusan sebagaimana yang tertera pada papan proyek  antara lain  pemasangan baja struktur jembatan pelengkung dan Tembok Penahan Tanah (TPT) beton.

Pada kegiatan rehab Jembatan Terusan itu ada pekerjaan tambahan trotoar pada kiri – kanan  lebaranya masing-masing  1 Meter. Itu merupakan bangunan penunjang Jembatan Terusan.

Tujuan rehabilitasi Jembatan Terusan Tahun 2017 ini adalah  sebagai gerbang masuk Kota Indramayu. Jembatan Terusan ini diharapkan juga akan menjadi land mark atau Ikon Kota Indramayu.

Beberapa pekerja ketika dijumpai mengemukakan, jumlah pekerja yang saat ini dilibatkan  mencapai  14 orang. Para pekerja itu  berasal dari Sindang Laut,  Kabupaten Cirebon.

“Setelah ada pengurangan jumlah pekerjanya tinggal 14 orang. Kemarin-kemarin jumlah pekerjanya  banyak  karena melibatkan juga para pekerja dari Indramayu,” katanya. (taryani/win).




Read more

Friday, September 21, 2018

PENEJELASAN LOMPAT JAUH


LOMPAT JAUH




Lompat  jauh merupakan salah satu cabang atletik. Tujuan lompat jauh adalah melompat sejauh-jauhnya yang diawali gerakan awalan lari.
Terdapat tiga gaya dalam lompat jauh, yakni :
·         Gaya jongkok (waktu melayang bersikap jongkok).
·         Gaya melenting atau menggantung (waktu di udara badan dilentingkan).
·         Gaya berjalan di udara (waktu di udara kaki bergerak seolah-olah berjalan di udara)
         Pada bagian ini, secara khusus kita akan membahas lompat jauh gaya jongkok. Gaya jongkok pada lompat jauh merupakan gaya yang paling mudah untuk dilakukan oleh pemula. Gaya ini sangat cocok bagi siswa sekolah dasar.
        Rangkaian gerakan lompat jauh terdiri atas beberapa tahap yakni awalan, tolakan, melayang, dan pendaratan. Berikut akan diuraikan tahapan-tahapan tersebut.
Tahap Awalan.
Cara Melakukan ;
·         Pelompat berlari memasuki tempat awalan.
·         Pelompat harus berlari secepat-cepatnya sebelum menumpu pada tempat awalan.
·         Lari dengan kecepat tinggi dimaksudkan agar tubuh dapat melayang di udara lebih lama dan menghasilkan lompatan yang lebih jauh.
Tujuan
§  Untuk merangsang kecepatan berlari pada waktu mau melompat.
§  Untuk tidak mengubah langkah pada waktu mau melompat.
§  Untuk menghasilkan lompatan yang sejauh-jauhnya.


Tahap Tolakan
Menolakkan kaki pada lompatan jauh merupakan gerakan yang penting untuk dilatih. Baik buruknya tolakan akan berdampak pada jarak tolakan. Tolakan dalam lompatan jauh dilakukan oleh salah satu kaki yang paling kuat. Hal ini dilakukan agar tercapai tinggi lompatan yang cukup tanpa kehilangan kecepatan awal.
Tahap Melayang
Perpaduan awalan yang cepat dan kekuatan tolakan kaki akan membawa badan melayang di udara lebih lama. Kita harus menjaga keseimbangan badan sebagai persiapan pendaratan.

Tahap Pendaratan
Pendarata merupakan tahap yang penting untuk diperhatikan. Pada saat melakukan pendaratan semua gerakan, harus koordinasikan agar mencapai hasil yang maksimal. Gerakan yang harus dikoordinasikan adalah gerakan kaki, kepala, lengan, tangan pada saat badan melayang turun dan tumit menyentuh pasir.
Cara melakukan ;
·         Pada saat tumit menyentuh pasir, badan digerakkan ke depan untuk menghindari pendaratan pinggul.
·         Pendaratan dengan pinggul dapat dihindari jika kedua kaki rileks dan kedua tungkai dalam posisi menggantung rata dan sejajar.


Read more

KONSEP KEPERAWATAN ANAK SAKIT DAN BERBAGAI PENYAKIT DAN MASALAH – MASALAH KESEHATAN ANAK YANG LAZIM


KONSEP KEPERAWATAN ANAK SAKIT DAN BERBAGAI PENYAKIT DAN MASALAH – MASALAH KESEHATAN ANAK YANG LAZIM

  1. KONSEP DASAR PENYAKIT TETANUS
1.       Definisi Penyakit Tetanus
Penyakit tetanus adalah salah satu penyakit infeksi yang berbahaya karena dapat berdampak atau mempengaruhi sistem urat saraf dan otot.
Kata tetanus diambil dari bahasa Yunani yaitu tetanos dari teinein yang berarti menegang.
Penyakit ini adalah penyakit infeksi dimana spasme otot tonik dan hiperrefleksia menyebabkan trismus ( Lockjaw), spasme otot umum, melengkungnya punggung (Opistotonus), spasme glotal, kejang dan spasme dan paralisis pernapasan.

(http:// likalikuluke.multiply.com/journal/item/9+pengertian+Tetanus)

Penyakit tetanus adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh toksin kuman klostridium tetani, yang bermanifestasi dengan kejang otot secara paroksismal dan diikuti kekakuan seluruh badan. Kekakuan tonus otot ini selalu tampak pada otot masester dan otot rangka.
Klostridium tetani adalah kuman yang mengeluarkan toksin yang bersifat neurotoksik ( tetanus spasmin ), yang mula – mula akan menyebabkan kejang otot dan saraf perifer setempat. Tetani yang didukung oleh adanya luka yang dalam dengan perawatan yang salah. Selain di luar tubuh manusia, tersebar luas di tanah. Juga terdapat di tempat yang kotor, besi berkarat sampai pada tusuk sate bekas. Jika kondisi basil baik ( di dalam tubuh manusia ) akan mengeluarkan toksin. Toksin ini dapat menghancurkan sel darah merah, merusak leukosit, dan merupakan tetanospasmin, yaitu toksin yang neurotropik yang dapat menyebabkan ketegangan dan spasme otot.  ( Muttaqin 2008, p. 23 )
Penyakit tetanus kebanyakan terdapat pada anak – anak yang belum pernah mendapatkan imunisasi tetanus ( DPT ), dan pada umumnya terdapat pada anak dari keluarga yang belum mengerti pentingnya imunisasi dan pemeliharaan kesehatan, seperti kebersihan lingkungan dan perorangan. Penyebab penyakit seperti pada tetanus neonatorum, yaitu : Clostridium tetani yang hidup anaerob, berbentuk spora selama di luar tubuh manusia, tersebar luas di tanah. Juga terdapat di tempat yang kotor, besi berkarat sampai pada tusuk sate bekas. Basil ini bila kondisinya baik ( di dalam tubuh manusia ) akan mengeluarkan toksin. Toksin ini dapat menghancurkan sel darah merah, merusak leukosit dan merupakan tetanospasmin, yaitu toksin yang neurotropik yang menyebabkan ketegangan dan spasme otot. ( Ngastiyah 2005, p. 158 )

2.      Etiologi Penyakit Tetanus         
Adapun Penyebab penyakit dari penyakit tetanus, yaitu : Clostridium tetani yang hidup anaerob, berbentuk spora selama di luar tubuh manusia, tersebar luas di tanah. Juga terdapat di tempat yang kotor, besi berkarat sampai pada tusuk sate bekas. Basil ini bila kondisinya baik ( di dalam tubuh manusia ) akan mengeluarkan toksin. Toksin ini dapat menghancurkan sel darah merah, merusak leukosit dan merupakan tetanospasmin, yaitu toksin yang neurotropik yang menyebabkan ketegangan dan spasme otot.  
( Ngastiyah 2005, p. 158 )
Clostridium tetani adalah kuman berbentuk batang, ramping, berukuran 2 - 5 x 0,4 – 0,5 milimikron. Kuman ini berspora termasuk golongan Gram positif dan hidupnya anaerob. Spora dewasa mempunyai bagian yang berbentuk bulat yang letaknya di ujung, penabuh genderang (drum stick). Kuman mengeluarkan toksin yang bersifat neurotoksik. Toksin ini (tetanospasmin) mula - mula akan menyebabkan kejang otot dan saraf perifer setempat. Toksin ini labil pada pemanasan, pada suhu 650C akan hancur dalam 5 menit.  Di samping itu, terdapat pula tetanolisin yang bersifat hemolisis, yang perannya kurang berarti dalam proses penyakit.  (http:// likalikuluke.multiply.com/journal/item/9+pengertian+Tetanus)
Selain penyebab di atas, dapat dilihat pula factor pendukung atau faktor predisposisi pada penyakit tetanus, antara lain : Usia anak-anak, luka yang dalam dan kotor, serta keadaan belum terimunisasi.
3.      Manifestasi Klinis
            Pada pasien yang mengalami tetanus, dapat dilihat beberapa tanda dan gejala atau manifestasi klinis, ( Ngastiyah 2005, p. 159 – 160 ), antara lain sebagai berikut :
-        Trismus ( kesukaran membuka mulut ) karena spasme otot - otot mastikatoris
-        Kaku kuduk sampai opistotonus ( karena ketegangan otot-otot trunki )
-        Ketegangan pada otot dinding perut
-        Kejang tonik terutama bila dirangsang karena toksin yang terdapat pada cornu anterior
-        Risus sardonikus karena spasme otot - otot muka ( alis tertarik ke atas ) sudut mulut tertarik ke luar dan ke bawah, bibir tertekan kuat pada gigi.
-        Kesukaran menelan, gelisah, irritabel, mudah dan sensitif pada rangsangan eksternal, nyeri kepala, nyeri anggota badan sering merupakan gejala dini.
-        Laringospasme dan tetani predisposisi untuk respiratory arrest, atelektasis dan pneumonia
-        Demam biasanya tidak ada atau ada tapi ringan. Bila ada demam kemungkinan prognosis buruk.
-        Tenderness pada otot otot leher dan rahang.
Selain manifestasi klinis di atas, adapun gambaran umum yang khas pada penderita penyakit tetanus, antara lain :
-        Badan kaku dengan epistotonus
-        Tungkai dalam ekstensi
-        Lengan kaku dan tangan mengepal
-        Biasanya keasadaran tetap baik
-        Serangan timbul proksimal dan dapat dicetuskan oleh karena :
a.       Rangsang suara, rangsang cahaya, rangsang sentuhan, spontan.
b.      Karena kontriksi sangat kuat. Dapat terjadi aspiksia, sianosis, retensi urine, fraktur vertebralis ( pada anak-anak ), demam ringan dengan stadium akhir. Pada saat kejang suhu dapat naik 2 - 4 derakat celsius dari normal, diaphoresis, takikardia dan sulit menelan.
4.      Patofisiologi
Penyakit tetanus terjadi karena adanya luka pada tubuh seperti : luka tertusuk paku, pecahan kaca, atau kaleng, luka tembak, luka bakar, luka yang kotor dan pada bayi dapat melalui tali pusat. Tetanus dapat terjadi bilamana tubuh mengalami luka dan kebanyakan luka tusuk yang dalam misalnya tertusuk paku, pecahan kaca, terkena kaleng, atau luka yang menjadi kotor; karena terjatuh  di tempat yang kotor atau kecelakaan dan timbul luka yang tertutup debu/kotoran. Juga dapat terjadi pada kondisi luka bakar dan patah tulang terbuka. Luka yang kotor/ tertutup memungkinkan keadaan anaerob yang ideal untuk pertumbuhan Clostridium tetani. Sebagai portal/ jalan masuk lainnya dapat juga luka gores yang ringan kemudian menjadi bernanah;  gigi berlubang yang dikorek dengan benda yang kotor atau luka yang dibersihkan dengan kain yang kotor.
Organisme multiple membentuk dua toksin yaitu tetanospasmin yang merupakan toksin kuat dan atau neurotropik yang dapat menyebabkan ketegangan dan spasme otot, dan mempengaruhi system saraf pusat. Kemudian tetanolsin yang tampaknya tidak significance. Hipotesa cara absorbsi dan bekerjanya toksin adalah Pertama, toksin diabsorbsi pada ujung saraf motorik dan melalui aksis silindrik dibawa ke kornu anterior susunan saraf pusat. Kedua, Toksin diabsorbsi oleh susunan limfatik, masuk ke dalam sirkulasi darah arteri kemudian masuk ke dalam susunan saraf pusat. Toksin tersebut bersifat seperti antigen, sangat mudah diikat oleh jaringan saraf dan bila dalam keadaan terikat tidak dapat lagi dinetralkan oleh antitoksin spesifik. Tetapi toksin yang bebas dalam peredaran darah sangat mudah dinetralkan oleh antitoksin. Hal ini penting untuk pencegahan dan pengobatan penyakit tetanus ini. Toksin bereaksi pada myoneural junction yang menghasilkan otot menjadi kejang dan mudah sekali terangsang.  Masa inkubasi 2 hari sampai 2 bulan dan rata rata 10 hari. Kasus yang sering terjadi adalah 14 hari. Sedangkan untuk neonatus biasanya pada hari ke - 5 sampai hari ke - 14. ( Ngastiyah 2005, p. 158 )

Read more

DINAMIKA PENDUDUK BENUA-BENUA DI DUNIA


       A.    DINAMIKA PENDUDUK BENUA-BENUA DI DUNIA

Pengertian Dinamika Penduduk, Pertumbuhan penduduk, Dampak dinamika penduduk - Dinamika penduduk merupakan perubahan jumlah penduduk yang disebabkan oleh faktor kelahiran, kematian dan migrasi. Perubahan tersebut terjadi secara terus menerus dari tahun ke tahun, akibatnya jumlah penduduk mengalami perubahan secara dinamis. Untuk mengetahui perubahan jumlah penduduk dapat dilihat dari besarnya pertumbuhan penduduk. sedangkan untuk memperkirakan jumlah penduduk di masa yang akan datang dihitung dengan mengunakan proyeksi penduduk. Hal ini penting dilakukan untuk perencanaan pembangunan, khususnya di bidang kependudukan. Pertumbuhan penduduk yang tidak terkendali menyebabkan terjadinya lendakan penduduk yang pada akhirnya menimbulkan berbagai masalah kependudukan.

A. Pertumbuhan penduduk
Pertumbuhan penduduk merupakan keseimbangan yang dinamis antara kekuatan-kekuatan yang menambah dan kekuatan-keuatan yang mengurangi jumlah penduduk. Pertumbuhan penduduk menunjukkan perkembangan jumlah penduduk di suatu wilayah selama periode waktu tertentu.
Angka kelahiran dan kematian merupakan faktor alami yang memengaruhi pertumbuhan penduduk di suatu wilayah. Selain faktor alami tersebut, ada juga faktor nonalami yang memengaruhi pertumbuhan penduduk seperti migrasi, baik migrasi loak maupun migrasi internasiona.

1. Kelahiran atau fertilitas
Fertilitas dalam pengertian demografi adalah kemampuan riil seorang wanita untuk melahirkan, yang dicerminkan dalam jumlah bayi yang dilahirkan. Kelahiran menyebabkan bertambahnya jumlah penduduk. Beberapa ukuran dasar fertilitas yang sering digunakan sebagai berikut

a. Angka kelahiran kasar (Crude birth rade/CBR)
Angka kelahiran kasar merupakan penentuan tingkat kelahiran bayi tanpa membeda-bedakan golongan dan umur dalam satu tahun dari setiap 1000 orang penduduk suatu wilayah. Angka kelahiran seperti ini dapat dihitung menggunakan rumus berikut
CBR = B bagi P Kali 1000
Keterangan
CBR = Angka kelahiran kaar
B = Jumlah kelahiran selama 1 tahun
P = Jumlah penduduk

b. Angka kelahiran menurut umur (Age Specific Fertility Rate / ASFR)
Perhitungan angka  kelahiran yang mempertimbangkan umur dan jenis kelamin disebut angka kelahiran menurut kelompok u mur Age Specific Fertility Rate (ASFR). ASFR menunjukkan jumlah kelahiran dari setiap seribu wanita pada kelompok umur tertentu selama setahun. Untuk menentukan angka kelahiran menurut kelompok umur tertentu digunakan rumus sebagai berikut
ASFR (X) = B (X) : P X 1000

B. Dampak dinamika penduduk

Pengertian Dinamika Penduduk, Pertumbuhan penduduk, Dampak dinamika penduduk



Ternyata aktivitas manusia sebagai unsur antroposfer sangat beragam. Aktivitas-aktivitas tersebut merupakan wujud dinamika manusia dalam menjalani proses kehidupannya. Tidak jarang aktivitas-aktivitas tersebut menimbulkan dampak yang tidak kecil bagi lingkungan, bahkan dampak tersebut dapat secara berkesinambungan merusak lingkungan yang ada. Nah, mari kita lihat dampak dinamika penduduk

1. Pertumbuhan penduduk yang tinggi

Pertumbuhan penduduk merupakan satu hal yang tidak bisa dipungkiri, karena hal tersebut akan terjadi secara terus-menerus. Yang menjadi permasalah, apabila pertambahan penduduk ini tidak terkendali hingga mencapai titik ledakan penduduk yang ditandai dengan peningkatan jumlah penduduk yang pesat dan tiba-tiba. Berbagai masalah timbul akibat adanya ledakan penduduk, dan pada umumnya permasalahan berawal dari tidak seimbangnya antara kebutuhan dan ketersediaan sumber daya. Pada akhirnya, permasalahan yang muncul akan menyangkut aspek fisik, sosia dan ekonomi masyarakat. Apa saja dampak yang bisa ditimbulkan dari lajunya pertumbuhan penduduk?


a. Peningkatan pengangguran
Peningkatan pengangguran yang pesat disebabkan adanya pertumbuhan penduduk yang tidak diimbangi dengan lapangan pekerjaan yang mampu menampung jumlah pencari kerja yang meningkat. Pertumbuhan penduduk berarti juga peningkatan jumlah tenaga kerja. Apa jadinya jika peningkatan jumlah tenaga kerja tidak diimbangi dengan semakin luasnya kesempatan kerja?

b. Meningkatnya kemiskinan
Ketidak seimbangan antara kebutuhan dan ketersediaan sumber daya menyebabkan terjadinya kelangkaan sumber daya. Akibatnya, dalam upaya pemenuhannya terjadi kompetisi hingga pada akhirnya terjadi kenaikan harga kebutuhan. Kondisi in mengakibatkan daya beli masyarakat berkurang.

c, Penurunan tingkat kesehatan
Jangankan unuk membiayai pemeliharaan kesehatan, untuk pemenuhan kebuuhan pokok saja mejadi sulit apabila terjadi ledakan penduduk.Akibatnya, akan terjadi penurunan tingkat kesehatan seperti gizi buruk, terjangkitnya penyakit busung lapar di masyarakat dan permasalah kesehatan lainnya.

d. Menurunnya tingkat pendidikan
Pesatnya peningkatan penduduk mengakibatkan tingginya jumlah anak usia sekolah. Peningkatan ini akan menimbulkan masalah seperti kesempatan memperoleh pendidikan yang makin sempit dan tingginya biaya pendidikan yang akan membebani masyarakat.

e. Penurunan kesejahteraan
Peningkatan penduduk diiringi dengan peningkatan kebutuhan hidup yang menuntut untuk terpenuhi.Banyaknya  kebutuhan tentunya akan mengurangi pendapatan, hingga pada akhirnya terjadi penurunan kesejahteraan secara umum.



f. Peningkatan kebutuhan pangan dan tempat tinggal
Untuk bertahan hidup manusia perlu makan dan tempat tinggal. Ledakan penduduk secara langsung memberikan dampak meningkatnya kebutuhan akan dua hal tersebut. Banyak dampak yang kita lihat akibat meningkatnya kebutuhan tersebut. Pembukaan lahan baru untuk pemukiman marak dilakukan. Ketersediaan tempat tinggal yang terbatas juga mengakibatkan banyaknya perumahan liar dan kumuh.

2. Mobilitas penduduk
Mobilitas penduduk dan atau penyebaran penduduk dapat berbentuk migrasi, baik melalui kebijakan pemerintah, seperti transmigrasi maupun atas keinginan sendiri, seperti urbanisasi. Hal tersebut tentunya akan memberikan dampak bagi daerah tujuan maupun daerah yang ditinggalkan.

a. Dampak bagi daerah yang ditinggalkan
Adanya migrasi lokas (Urbanisasi, transmigrasi) maupun internasional memberikan dampak positif dan negatif bagi daerah yang ditinggalkan maupun daerah tujuan.

1. Dampak positif
a. berkurangnya jumlah penduduk
Bagi wilayah yang cukup padat, adanya migrasi memberikan dampak berkurangnya kepadatan penduduk. Dampak ini memberikan akibat berkurangnya tekanan penduduk di wilayah padat.
b. Berkurangnya jumlah pengangguran
Migrasi biasanya dilakukan oleh penduduk antara lain dengan tujuan untuk pemenuhan kebutuhan dengan mencari pekerjaan. Pengangguran yang tadinya menumpuk di daerah asal migra, akan menjadi kurang. Akibatnya, kesejahteraan penduduk wilayah tersebut pun bisa terangkat.

2. dampak negatif
Meskipun memberi dampak positif yang cukup signifikanbagi daerah yang ditinggalkan, ternyata hal tersebut juga diikuti dengan munculnya dampak negatif.
a. Berkurangnya tenaga kerja muda dan penggerak pembangunan, karena pada umumnya sebagian besar penduduk yang melakukan migrasi adalah penduduk usia kerja
b. Stabilitas keamanan yang menurun, akibat banyaknya penduduk muda yang melakukan migrasi
c. Wilayah yang ditinggalkan pada umumnya merupakan wilayah agraris dimana setiap hari lahan pertaniannya belum tentu digarap. Jika menunggu musim panen tiba para penggarap pertanian tidak mempunyai pekerjaan (setengah menganggur). Kondisi inilah yang mendorong banyak penggarap pertanian bermigrasi. Tenaga penggarap pun akan ebrkurang.

b. Dampak bagi daerah tujuan
1. dampak positif, yaitu
a. Jumlah tenaga kerja meningkat
b. Terjadinya percampuran budaya antara penduduk pribumni dan pendatang yang pada akhirnya dapat membentuk budaya baru

2. Dampak negatif, yaituyu
a. Terjadinya peningkatan kepadatan penduduk
b. Kepadatan lalu lintas meningkat
c. Munculnya permukiman kumuh dan pedagang kaki lima
d. Berkurangnya lapangan pekerjaan

c. Penyajian data kependudukan
Banyak cara yang digunakan untuk menyajikan data kependudukan. Tetapi, secara umum data kependudukan dapat disajika dalam tiga bentuk yaitu tabel, grafik.digram dan peta.
Faktor yang mempengaruhi terjadinya dinamika penduduk
Diposting oleh Bang Mamat di 09.56
Dinamika Penduduk
1. Kelahiran
Jumlah penduduk akan bertambah jika terdapat kelahiran. Angka kelahiran atau natalitas menunjukkan jumlah kelahiran bayi hidup setiap 1.000 penduduk di suatu daerah per tahun. berikut.
Jika angka kelahiran menunjukkan lebih dari 30, maka angka kelahiran di tempat tersebut tergolong tinggi.
Jika angka kelahiran menunjukkan angka 20 – 30, maka angka kelahiran di tempat tersebut tergolong sedang
 Jika angka kelahiran menunjukkan angka kurang dari 20, maka angka kelahiran di tempat tersebut tergolong rendah.
2. Kematian
Jumlah penduduk dapat berkurang jika ada kematian. Angka kematian atau mortalitas menunjukkan jumlah kematian per 1.000 penduduk di suatu daerah setiap tahun. Kriteria atau penggolongan angka kematian adalah sebagai berikut.
 Jika angka kematian menunjukkan lebih dari 18, maka angka kematian di tempat tersebut tergolong tinggi
 Jika angka kematian menunjukkan angka 14–18, maka angka kematian di tempat tersebut tergolong sedang.
 Jika angka kematian menunjukkan angka kurang dari 14, maka angka kematian di tempat tersebut tergolong rendah.
3. Perpindahan (Migrasi)
Migrasi adalah perpindahan penduduk dari suatu tempat  ke tempat lain. Migrasi terbagi menjadi beberapa jenis, antara lain sebagai berikut.
a. Emigrasi adalah keluarnya penduduk dari dalam negeri ke luar negeri untuk menetap.
b. Imigrasi adalah perpindahan penduduk negara lain ke negara tertentu untuk menetap.
c. Transmigrasi adalah perpindahan penduduk dari suatu daerah ke daerah lain dalam suatu negara.
d. Urbanisasi adalah perpindahan penduduk dari desa ke kota.
Faktor yang mendorong terjadinya suatu migrasi adalah sebagai berikut.
 Faktor keamanan.
Faktor ekonomi, seperti kemudahan mencari lahan pekerjaan dan biaya hidup yang murah.
Faktor kelengkapan sarana dan prasarana, seperti sarana pendidikan, hiburan, dan sarana pemenuhan kebutuhan komunikasi dan transportasi.


4. Pertumbuhan Penduduk

Pertumbuhan penduduk adalah dinamika penduduk yang menunjukkan peningkatan jumlah penduduk. Secara sederhana pertumbuhan penduduk dipengaruhi oleh kelahiran, kematian, dan migrasi. Kelahiran dan imigrasi akan menambah pertumbuhan penduduk, sedangkan kematian dan emigrasi akan mengurangi pertumbuhan penduduk. Jumlah penduduk di suatu negara dapat ditentukan dengan mengadakan sensus penduduk. Dalam sensus penduduk, jumlah penduduk, jumlah kelahiran, dan kematian dicatat.
5. Kepadatan Penduduk
Kepadatan penduduk adalah perbandingan antara jumlah penduduk dengan luas wilayah yang ditempati. Kepadatan penduduk akan meningkat jika angka kelahiran tinggi dan angka kematian rendah, apalagi bila diikuti tingkat imigrasi yang tinggi. Hal ini dapat menyebabkan ledakan penduduk, yaitu keadaan di mana pertumbuhan penduduk sangat pesat melebihi daya dukung alam.

Kepadatan penduduk di suatu daerah berbeda-beda. Di Indoensia, pulau yang paling padat penduduknya adalah Pulau Jawa. Umumnya kepadatan penduduk di kota-kota besar seperti Jakarta, Surabaya, Medan, dan Denpasar cukup tinggi. Sedangkan kepadatan penduduk di pedesaan luar Pulau Jawa umumnya relatif rendah. Kepadatan dan persebaran penduduk yang tidak merata dapat menyebabkan terjadinya kesenjangan pem-bangunan. Oleh karena itu pemerintah Indonesia sejak dahulu selalu mengupayakan pemerataan persebaran penduduk. Salah satu usaha yang dilakukan adalah dengan program transmigrasi.
Pengertian Komposisi Penduduk dan Macamnya
OLEH TIM SISWAPEDIA · DIPUBLIKASIKAN 23/10/2013 · DI UPDATE 13/08/2016
A. Pengertian komposisi penduduk
Komposisi penduduk adalah penyusunan atau pengelompokan penduduk berdasarkan kriteria tertantu. Adapun kriteria yang digunakan antara lain kriteria usia dan jenis kelamin, angkatan kerja, dan rasio ketergantungan.



B.     Macam – macam komposisi penduduk

a. Komposisi penduduk menurut usia & jenis kelamin
Usia dan jenis kelamin merupakan faktor penting dalam pengklasifikasian komposisi penduduk. Pada umumnya ada tiga bentuk susunan penduduk menurut usia, yaitu:
1)      Piramida Penduduk Muda
Piramida ini terbentuk jika mayoritas penduduknya berusia muda yaitu dibawah 15 tahun. Hal ini dapat terjadi karena angka kelahiran lebih besar daripada angka kematian. Biasanya kejadian ini terjadi di negara berkembang.

2)      Piramida Penduduk Stasioner
Piramida ini menandakan bahwa jumlah angka kelahiran sama dengan angka kematian. Pada umumnya terjadi di negara maju.
3)      Piramida Penduduk Tua
Piramida ini memberi gambaran bahwa angka kelahiran lebih kecil daripada angka kematian. Jika hal ini terjadi terus menerus, maka suatu negara akan kekurangan penduduk.

b. Komposisi penduduk menurut angkatan kerja
Yang dimaksud angkatan kerja yakni mereka yang pekerja, mereka yang tidak bekerja tetapi sudah siap untuk bekerja atau sedang mencari pekerjaan (menganggur).
c. Komposisi penduduk menurut rasio ketergantungan
Rasio ketergantungan merupakan perbandingan antara banyaknya penduduk yang tidak produktif (usia di bawah 15 tahun dan di atas 65 tahun) dengan banyaknya penduduk usia produktif (15 – 64 tahun).
Rasio ketergantungan dapat diperoleh dengan menggunakan perhitungan sebagai berikut:
Keterangan:
P (10-14) = Banyaknya penduduk yang tidak produktif di usia 10-14 tahun
P > 65     = Banyaknya penduduk yang tidak produktif di usia lebih dari 65 tahun
P (15-64) = Banyaknya penduduk yang produktif di usia 15-64 tahun

GAMBAR BENTUK BENTUK PENDUDUK








 


           



Pengertian sensus
Sensus adalah penghitungan jumlah penduduk, ekonomi, dan sebagainya yang dilakukan oleh pemerintah dalam jangka waktu tertentu, dilakukan secara serentak, dan bersifat menyeluruh dalam suatu batas negara untuk kepentingan demografi negara yang bersangkutan. Pada pelaksanaannya, metode pencatatan atau sensus yang digunakan dapat dibedakan menjadi dua, yaitu metode householder dan metode canvaser.

Metode sensus
Metode sensus ada 4 cara apa saja itu?
a. Metode Householder
Pada metode ini, pengisian daftar pertanyaan tentang data kependudukan diserahkan kepada penduduk atau responden, sehingga penduduk diberi daftar pertanyaan untuk diisi dan akan diambil kembali beberapa waktu kemudian. Metode semacam ini hanya dapat dilakukan pada daerah yang tingkat pendidikan penduduknya relatif tinggi, karena mereka mampu memahami dan menjawab setiap pertanyaan yang diserahkan kepada mereka.

b . Metode Canvaser
Pada metode ini, pengisian daftar pertanyaan tentang data kependudukan dilakukan oleh petugas sensus dengan cara mendatangi dan mewawancarai penduduk atau responden secara langsung. Petugas sensus mengajukan pertanyaan-pertanyaan sesuai daftar dan penduduk yang didatangi menjawab secara lisan sesuai dengan keadaan atau kondisi yang sebenarnya. Adapun berdasarkan status tempat tinggal penduduknya, sensus dapat dibedakan menjadi sensus de facto dan sensus de jure.
"helvetica" , sans-serif;">
c. Sensus De Facto
Pada metode ini, pencatatan dilakukan oleh petugas pada setiap orang yang ada di daerah tersebut pada saat sensus diadakan. Metode sensus ini tidak membedakan antara penduduk asli yang menetap ataupun penduduk yang hanya tinggal sementara waktu.

d . Sensus De Jure
Pada metode ini, pencatatan penduduk dilakukan oleh petugas hanya untuk penduduk yang secara resmi tercatat dan tinggal sebagai penduduk di daerah tersebut pada saat dilakukannya sensus, sehingga dapat dibedakan antara penduduk asli yang menetap dan penduduk yang hanya tinggal untuk sementara waktu atau yang belum terdaftar sebagai penduduk setempat. Dengan menggunakan sensus de jure, penduduk yang belum secara resmi tercatat sebagai penduduk di daerah tersebut tidak disertakan dalam penghitungan.
Jenis sensus yang digunakan di Indonesia
Di Indonesia, pada umumnya sensus penduduk dilakukan dengan metode canvaser dengan mengombinasikan antara sensus de facto dan sensus de jure. Bagi mereka yang bertempat tinggal tetap dipakai cara de jure, sedangkan untuk yang tidak bertempat tinggal tetap dicacah dengan cara de facto. Sensus penduduk perlu dilakukan agar pemerintah memiliki data kependudukan yang up to date (sesuai perkembangan zaman). pemerintah pun ingin update juga bukan cuma agan dan aplikasi android saja yang update hehe.
Manfaat atau tujuan melakukan sensus bagi pemerintah
Pemerintah melakukan sensus tentu memiliki tujuan dan mengambil manfaat atas dilakukannya sensus apa saja manfaatnya simak dibawah ini!
- mengetahui perkembangan jumlah penduduk
- mengetahui tingkat pertumbuhan penduduk
- mengetahui persebaran dan kepadatan penduduk
- mengetahui komposisi penduduk (berdasarkan jenis kelamin, tingkat pendidikan, umur,       mata pencaharian, dan sebagainya)
- mengetahui arus migrasi
- merencanakan pembangunan sarana dan prasarana sosial sesuai dengan
kondisi  kependudukan daerah.
Sensus, kadangkala juga disebut cacah jiwa adalah sebuah proses mendapatkan informasi deskriptif tentang anggota sebuah populasi (tidak hanya populasi manusia). Sensus digunakan untuk demokrasi (pemilu), pengumpulan pajak, juga digunakan dalam ilmu ekonomi. Di Indonesia terdapat beberapa macam sensus yang dilaksanakan oleh Badan Pusat Statistik. di antaranya yang terbesar: Sensus Penduduk, Sensus Pertanian dan Sensus Ekonomi. Sensus Penduduk pada umumnya dilaksanakan pada tahun yang berakhiran "0" atau dalam jangka waktu sepuluh tahun.
Di Indonesia, sensus penduduk diambil pada tahun 1961197119801990, dan 2000. Dua sensus diambil oleh pemerintah Hindia Belanda, pada tahun 1920 dan 1930.
Badan Pusat Statistik telah melaksanakan sensus penduduk pada tahun 2010 dan hasilnya diumumkan pada 17 Agustus 2010
Faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan penduduk
Pengertian Pertumbuhan Penduduk
Pertumbuhan penduduk adalah perubahan populasi sewaktu-waktu, dan dapat dihitung sebagai perubahan dalam jumlah individu dalam sebuah populasi menggunakan “per waktu unit” untuk pengukuran. Sebutan pertumbuhan penduduk merujuk pada semua spesies, tapi selalu mengarah pada manusia, dan sering digunakan secara informal untuk sebutan demografi nilai pertumbuhan penduduk, dan digunakan untuk merujuk pada pertumbuhan penduduk dunia. (menurut Wikipedia)
Pertumbuhan penduduk merupakan salah satu faktor yang penting dalam masalah sosial ekonomi umumnya dan masalah penduduk pada khususnya. Karena di samping berpengaruh terhadap jumlah dan komposisi penduduk juga akan berpengaruh terhadap kondisi sosial ekonomi suatu daerah atau negara maupun dunia. (menurut MKDU ISD)
Pertumbuhan penduduk adalah perubahan jumlah penduduk baik pertambahan maupun penurunannya. (menurut modul online)

Angka pertumbuhan penduduk adalah tingkat pertambahan penduduk suatu wilayah atau negara dalam suatu jangka waktu tertentu, dinyatakan dalam persentase.
Nilai pertumbuhan penduduk (NPP) adalah nilai kecil dimana jumlah individu dalam sebuah populasi meningkat.
Faktor-faktor pertambahan penduduk

Pertambahan penduduk pada dasarnya dipengaruhi oleh faktor – faktor demografi sebagai berikut :
I. Kematian (Mortalitas)
II. Kelahiran (Natalitas)
III. Migrasi (Mobilitas)

Kelahiran dan kematian dinamakan faktor alami, sedangkan perpindahan penduduk dinamakan faktor non alami. Di dalam pengukuran demografi ketiga faktor tersebut diukur dengan tingkat/rate. Tingkat/rate adalah ukuran frekuensi suatu penyakit atau peristiwa/kejadian tertentu yang terjadi pada suatu populasi selama periode waktu tertentu, dibandingkan dengan jumlah penduduk yang menanggung resiko tersebut.

I. Kematian

Kematian adalah hilangnya tanda-tanda kehidupan manusia secara permanen. Kematian bersifat mengurangi jumlah penduduk dan untuk menghitung besarnya angka kematian caranya hampir sama dengan perhitungan angka kelahiran. Banyaknya kematian sangat dipengaruhi oleh faktor pendukung kematian (pro mortalitas) dan faktor penghambat kematian (anti mortalitas).
a.) Faktor pendukung kematian (pro mortalitas)

Faktor ini mengakibatkan jumlah kematian semakin besar. Yang termasuk faktor ini adalah:
– Sarana kesehatan yang kurang memadai.
– Rendahnya kesadaran masyarakat terhadap kesehatan

– Terjadinya berbagai bencana alam

– Terjadinya peperangan

– Terjadinya kecelakaan lalu lintas dan industry

– Tindakan bunuh diri dan pembunuhan.

b.) Faktor penghambat kematian (anti mortalitas)

Faktor ini dapat mengakibatkan tingkat kematian rendah. Yang termasuk faktor ini adalah:
– Lingkungan hidup sehat.

– Fasilitas kesehatan tersedia dengan lengkap.

– Ajaran agama melarang bunuh diri dan membunuh orang lain.

– Tingkat kesehatan masyarakat tinggi.

– Semakin tinggi tingkat pendidikan penduduk.

Ada beberapa jenis perhitungan angka kelahiran yaitu:

v Angka Kematian Kasar ( Crude Death Rate/CDR )

Angka kematian kasar adalah yaitu angka yang menunjukkan jumlah kematian tiap 1000 penduduk tiap tahun tanpa membedakan usia dan jenis kelamin tertentu.
v Angka Kematian Khusus Menurut Umur Tertentu (Age Specific Death Rate = ASDR)
Angka kematian khusus menurut umur tertentu dapat digunakan untuk mengetahui kelompok-kelompok usia manakah yang paling banyak terdapat kematian. Umumnya pada kelompok usia tua atau usia lanjut angka ini tinggi, sedangkan pada kelompok usia muda jauh lebih rendah.
v Angka Kematian Bayi (Infant Mortality Rate = IMR)
Angka kematian bayi adalah angka yang menunjukkan jumlah kematian bayi tiap seribu bayi yang lahir.

Bayi adalah kelompok orang yang berusia 0-1 tahun.

Besarnya angka kematian bayi dapat dijadikan petunjuk atau indikator tingkat kesehatan dan kesejahteraan penduduk.

Pada umumnya bila masyarakat memiliki tingkat kesehatan yang rendah maka tingkat kematian bayi tinggi.

Selain perhitungan di atas sering dihitung pula angka kematian ibu waktu melahirkan dan angka kematian bayi baru lahir.

Untuk angka kematian bayi ukurannya sebagai berikut:

– Rendah, jika IMR antara 15-35.

– Sedang, jika IMR antara 36-75.

– Tinggi, jika IMR antara 76-125.

II. Kelahiran ( Natalitas )

Kelahiran bersifat menambah jumlah penduduk. Ada beberapa faktor yang menghambat kelahiran (anti natalitas) dan yang mendukung kelahiran (pro natalitas)
Faktor-faktor penunjang kelahiran (pro natalitas) antara lain:
• Kawin pada usia muda, karena ada anggapan bila terlambat kawin keluarga akan malu.
• Anak dianggap sebagai sumber tenaga keluarga untuk membantu orang tua.
• Anggapan bahwa banyak anak banyak rejeki.

• Anak menjadi kebanggaan bagi orang tua.

• Anggapan bahwa penerus keturunan adalah anak laki-laki, sehingga bila belum ada anak laki-laki, orang akan ingin mempunyai anak lagi.

Faktor pro natalitas mengakibatkan pertambahan jumlah penduduk menjadi besar.
Faktor-faktor penghambat kelahiran (anti natalitas), antara lain:

• Adanya program keluarga berencana yang mengupayakan pembatasan jumlah anak.
• Adanya ketentuan batas usia menikah, untuk wanita minimal berusia 16 tahun dan bagi laki-laki minimal berusia 19 tahun.

• Anggapan anak menjadi beban keluarga dalam memenuhi kebutuhan hidupnya.
• Adanya pembatasan tunjangan anak untuk pegawai negeri yaitu tunjangan anak diberikan hanya sampai anak ke – 2.

• Penundaaan kawin sampai selesai pendidikan akan memperoleh pekerjaan.
Faktor – faktor penunjang tingginya angka natalitas dalam suatu negara antara lain :

1.Kepercayaan dan agama

Faktor kepercayaan mempengaruhi orang dalam penerimaan KB. Ada agama atau kepercayaan tertentu yang tidak membolehkan penganutnya mengikuti KB. Dengan sedikitnya peserta KB berarti kelahiran lebih banyak dibanding bila peserta KB banyak



2.Tingkat pendidikan

Semakin tinggi orang sekolah berarti terjadi penundaan pernikahan yang berarti pula penundaan kelahiran. Selain itu pendidikan mengakibatkan orang merencanakan jumlah anak secara rasional.
3.Kondisi perekonomian

Penduduk yang perekonomiannya baik tidak memikirkan perencanaan jumlah anak karena merasa mampu mencukupi kebutuhannya. Jika suatu negara berlaku seperti itu maka penduduknya menjadi banyak.

4.Kebijakan pemerintah

Kebijakan pemerintah mempengaruhi apakah ada pembatasan kelahiran atau penambahan jumlah kelahiran. Selain itu kondisi pemerintah yang tidak stabil misalnya kondisi perang akan mengurangi angka kelahiran

5.Adat istiadat di masyarakat

Kebiasaan dan cara pandang masyarakat mempengaruhi jumlah penduduk. Misalnya nilai anak, ada yang menginginkan anak sebanyak-banyaknya, ada yang menilai anak laki-laki lebih tinggi dibanding perempuan atau sebaliknya, sehingga mengejar untuk mendapatkan anak laki-laki atau sebaliknya.
6.Kematian dan kesehatan

Kematian dan kesehatan berkaitan dengan jumlah kelahiran bayi. Kesehatan yang baik memungkinkan bayi lebih banyak yang hidup dan kematian bayi yang rendah akan menambah pula jumlah kelahiran.



7.Struktur Penduduk

Penduduk yang sebagian besar terdiri dari usia subur, jumlah kelahiran lebih tinggi dibandingkan yang mayoritas usia non produktif (misalnya lebih banyak anak-anak dan orang-orang tua usia).
Untuk menentukan jumlah kelahiran dalam satu wilayah digunakan angka kelahiran (Fertilitas). Angka kelahiran yaitu angka yang menunjukkan rata-rata jumlah bayi yang lahir setiap 1000 penduduk dalam waktu satu tahun.

Pengukuran Fertilitas tidak sesederhana dalam pengukuran mortalitas, hal ini disebabkan adanya alasan sebagai berikut :

1. Sulit memperoleh angka statistik lahir hidup karena banyak bayi – bayi yang meninggal beberapa saat setelah kelahiran, tidak dicatatkan dalam peristiwa kelahiran atau kematian dan sering dicatatkan sebagai lahir mati

2. Wanita mempunyai kemungkinan melahiran dari seorang anak ( tetapi meninggal hanya sekali )
3. Makin tua umur wanita tidaklah berarti, bahwa kemungkinan mempunyai anak makin menurun.
4. Di dalam pengukuran fertilitas akan melibatkan satu orang saja. Tidak semua wanita mempunyai kemungkinan untuk melakukan.

Ada dua istilah asing yang kedua – duanya diterjemahkan sebagai kesuburan, yaitu :
a. Facundity ( kesuburan )

Facudity adalah lebih diartikan sebagai kemampuan biologis wanita untuk mempunyai anak.
b. Fertility ( fertilitas )

Fertility adalah jumlah kelahiran hidup dari seorang wanita atau sekelompok wanita.
• Angka Kelahiran Kasar (Crude Birth Rate)
Angka kelahiran ini disebut kasar karena perhitungannya tidak memperhatikan jenis kelamin dan umur penduduk, padahal yang dapat melahirkan hanya penduduk wanita.
• Angka Kelahiran Menurut Kelompok Umur (Age Specific Fertiliy Rate = ASFR )
Angka Kelahiran Menurut Umur (Age Specific Fertility Rate/ASFR) adalah angka yang menunjukkan banyaknya kelahiran per 1000 perempuan pada kelompok umur tertentu antara 15-49 tahun..

III. Migrasi

Migrasi penduduk adalah perpindahan penduduk dari tempat yang satu ke tempat lain. Dalam mobilitas penduduk terdapat migrasi internasional yang merupakan perpindahan penduduk yang melewati batas suatu negara ke negara lain dan juga migrasi internal yang merupakan perpindahan penduduk yang berkutat pada sekitar wilayah satu negara saja.
Faktor-faktor terjadinya migrasi, yaitu :

1. Persediaan sumber daya alam

Pengertian mengenai perubahan ini sangat penting dalam kaitannya dengan sumberdaya alam yang tidak dapat diperbaharui, dan memang jenis sumberdaya inilah yang seringkali dikhawatirkan akan segera punah.

2. Lingkungan social budaya

Subyek utama dalam mengungkap permasalahan lingkungan hidup adalah manusia. Manusia dan lingkungan hidup (alam) memiliki hubungan yang sangat erat. Keduanya saling memberi dan menerima pengaruh satu sama lain. Pengaruh alam terhadap manusia lebih bersifat pasif, sedangkan pengaruh manusia terhadap alam lebih bersifat aktif.

3. Potensi ekonomi

Pertumbuhan ekonomi yang diikuti oleh perubahan dalam struktur dan corak kegiatan ekonomi atau usaha meningkatkan pendapatan per kapita dengan jalan mengolah kekuatan ekonomi potensial menjadi ekonomi riil melalui penanaman modal, penggunaan teknologi, penambahan pengetahuan, peningkatan keterampilan, penambahan kemampuan berorganisasi, dan manajemen.
4. Alat masa depan

Perlu diketahui bahwa usia 15 – 49 tahun adalah usia subur bagi wanita. Pada usia itulah wanita mempunyai kemungkinan untuk dapat melahirkan anak.


Read more